SBY: Jabatan Presiden 3 Periode Tidak Baik

Mantan presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menunjukkan surat suara saat menggunakan hak suaranya dalam Pemilu serentak 2019, di salah satu TPS, di Singapura
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Anung

VIVA – Ketua Umum Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono sudah menolak wacana penambahan masa jabatan Presiden Republik Indonesia lebih dari 10 tahun alias 3 periode dan seterusnya.

SBY Yakin Duet Renan Buiatti-Reza Beik Jadi Pertahanan Tangguh Jakarta LavAni

SBY merupakan Presiden ke-6 RI yang terpilih dua periode, yakni periode 2004-2009 dan periode 2009-2014. Pada kesempatan itu, SBY ternyata pernah memberikan pernyataan tidak mau berkuasa terlalu lama atau lebih dari dua periode.

Video tentang SBY itu diunggah oleh Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat, Andi Arief di akun Twitternya dan sudah 23 ribu penayangan.

Pengamat Ungkap Ganjalan Utama Megawati Gabung dalam Koalisi Prabowo-Gibran

Dalam video tersebut, SBY mengaku tidak bakal maju lagi menjadi Presiden RI yang ketiga kali. Meskipun, konstitusi atau Undang-undang tidak ada yang melarangnya.

“Andaikata, tahun ini saya bisa maju lagi untuk yang ketiga kalinya dan tidak dilarang konstitusi dan Undang-undang yang berlaku. Saya pun mengatakan tidak akan maju lagi,” kata SBY seperti dikutip dari video pada Rabu, 11 Desember 2019.

Juru Bicara Ungkap Keinginan Prabowo Duduk Bareng Megawati, SBY dan Jokowi

Saat itu, SBY sudah berbicara dari hati ke hati dengan istrinya Kristiani Herrawati alias Ibu Ani Yudhoyono seta anak-anaknya. Menurut dia, keluarga sepakat dan mendukung keputusan SBY untuk tidak maju lagi menjadi Presiden RI.

“Semua sepakat bahwa sepuluh tahun bisa mempimpin negeri ini merupakan kesyukuran kepada Allah SWT, juga terima kasih kepada rakyat,” ujarnya.

Di samping itu, SBY berpendapat bahwa pemimpin yang terlalu lama berkuasa itu biasanya tidak baik. Tentu, SBY membaca banyak sekali pengalaman pemimpin-pemimpin di dunia.

Menurut dia, pemimpin yang berkuasa begitu lamanya 20 tahun lebih. Biasanya, tentu tidak semua, itu cenderung untuk menyalahgunakan kekuasaannya. Sebagian mereka akhirnya menjadi tiran, menjadi diktator.

“Dan tentu tidak baik kalau kekuasaan digunakan secara sewenang-wenang, demokrasi akan mati dan hak rakyat akan dikebiri,” kata SBY.

Selain itu, SBY menambahkan kalau memimpin terlalu lama itu biasanya kehilangan inisiatif, tidak memiliki pikiran yang segar karena jenuh dan dianggapnya tugas rutin semata.

Dan jangan lupa, kata dia, rakyat juga bisa bosan apabila pemimpinnya tidak diganti-ganti dan berkuasa dalam waktu yang lama. Nah, itu pengalaman yang SBY dapatkan dari apa yang terjadi di dunia ini.

“Jadi prinsipnya, kekuasaan itu bukan segalanya. Kekuasaan itu bisa menggoda, dan kalau berlebihan pasti tidak membawa kebaikan,” tuturnya.

Seperti dilansir VIVAnews, Presiden Joko Widodo (Jokowi) sudah bicara juga soal adanya wacana usulan penambahan masa jabatan Presiden RI menjadi tiga periode. Menurut dia, ada beberapa sebab sehingga muncul usulan tersebut.

“Satu, ingin menampar muka saya. Kedua, ingin mencari muka, padahal saya sudah punya muka. Ketiga, ingin menjerumuskan. Itu saja," kata Jokowi.

Jokowi mengaku terpilih menjadi Presiden RI dua periode, yakni periode 2014-2019 dan periode 2018-2024 itu produk pemilu langsung.

Diketahui, wacana Amandemen UUD 1945 untuk menambah masa jabatan Presiden RI jadi tiga periode mencuat dan menuai kontroversi. 

Tapi, Ketua MPR Bambang Soesatyo membantah usulan penambahan masa jabatan Presiden RI itu datang dari MPR RI. Menurut dia, wacana itu datang dari masyarakat dan MPR berusaha mengakomodir hal tersebut.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya