Rizal Ramli Sebut Pimpin Ibu Kota Baru akan Jadi Penghiburan Ahok

Rizal Ramli
Sumber :
  • VIVA.co.id/Ridho Permana

VIVA – Mantan Menko Kemaritiman dan mantan Menko Perekonomian Rizal Ramli memberi komentar tentang nama Basuki 'Ahok" Tjahaja Purnama yang merupakan salah satu calon Kepala Badan Otorita ibu kota baru di Kutai Kertanegara dan Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur. Menurut Rizal tak akan mengejutkan apabila Jokowi nantinya memilih Ahok.

Kisah Heroik Anggota TNI Keturunan Tionghoa Tak Bocorkan Rahasia Negara Meski Disiksa Musuh

"Saya dapat memahami bahwa Ahok betul-betul kecewa tidak terpilih jadi Gubernur DKI. Jadi kalau dia nanti ditunjuk (sebagai) kepala project habis itu gubernur di ibu kota baru, Jokowi, kasihlah ke Ahok sebagai penghiburan buat dia," kata Rizal Ramli, di Surabaya, Jawa Timur, pada Minggu, 8 Maret 2020.

"Bukan hiburan, tapi penghiburan buat Ahok," kata Rizal lagi sebagaimana dikutip dari VIVAnews.

BMKG: Kalimantan Diguncang Tujuh Kali Gempa pada 29 Maret-4 April 2024

Menurutnya, tak mudah memindahkan ibu kota sekaligus membuat sebuah ibu kota itu menjadi wilayah yang layak dan berhasil. Memang ada negara-negara yang berhasil melakukannya meski ada juga yang justru gagal total melakukan hal tersebut.  

Contohnya kata Rizal, Malaysia yang memindahkan ibu kota negaranya dari Kuala Lumpur ke Putra Jaya yang berjarak 60 kilometer. Namun pembangunan di ibu kota baru dianggap kebanyakan gagal baik hanya jadi monumen. Sementara India menurut dia tak juga terlalu berhasil dalam hal tersebut dan kemudian melakukan perbaikan dengan New Delhi.

Brunei Propose High-speed Train Line to Indonesia

"Akhirnya dibuatlah kota baru bernama The New Delhi, jaraknya 50-60 kilometer dari Old Delhi, baru ibu kota yang baru itu berhasil. Brasil, bikin Ibu Kota baru namanya Brasilian City (Brasilia), jaraknya (dari ibu kota lama) 400-500 kilometer. Sampai sekarang cuma jadi monument doang. Kenapa? Pejabat dan pengusaha enggak mau ketemu di Brasilian City karena jauh. Maunya tetap ketemu di Sao Paulo," ungkap Rizal.

Kebijakan soal ibu kota baru ini belum lagi akan bisa berubah. Tergantung kata Rizal siapa pemimpin sebuah negara itu. "Kenapa enggak penting, (karena) seandainya ada presiden baru yang akan datang, tiba-tiba dia putusin mau balik ke Jakarta ibu kota, ribet, enggak? Jadi ngapain ribut ngurusin siapa yang pimpin ibu kota baru," katanya.

Menurut dia karena itu tak terlalu penting mengurusi calon pemimpin ibu kota ini.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya