100 Hari SBY-Boediono

Walhi: SBY Gagal Atasi Rawan Pangan

VIVAnews - Menteri Pertanian, Ir. H. Suswono, M.M.A mengungkapkan, kini ada 100 kabupaten dari 346 kabupaten di Indonesia yang masih dikategorikan rawan pangan. Data kerawanan pangan yang diungkapkan tersebut merupakan data dari Peta Kerawanan Pangan/Food Security and Vulnerability Atlas (FSVA 2009).

Lima tahun sebelumnya, pada Agustus 2005 Departemen Pertanian di bawah Anton Apriantono mengeluarkan buku Peta Kerawanan Pangan Indonesia (Food Insecurity Atlas/FIA) yang berisi informasi wilayah rawan pangan 100 kabupaten yang tersebar di 30 propinsi di Indonesia.

Dua data di atas menunjukkan, bahwa selama lima tahun plus 100 hari, pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono tidak bekerja serius bahkan dapat dikatakan gagal untuk mengatasi rawan pangan. Begitulah rilis Wahana Lingkungan Hidup 1 Februari 2010.

Dari 13 indikator yang digunakan dalam penyusunan Peta Rawan Pangan, Pemerintah hanya mementingkan ketersedian pangan, tanpa memperhatikan kedaulatan rakyat dalam memproduksi pangan. Dalam sistem ketahanan pangan (food Security) kecenderungan yang muncul adalah peningkatan produksi dan lahan bagi petani besar dan industri besar pertanian, sementara petani kecil yang memiliki lahan di bawah 2 hektar maupun buruh tani tidak menjadi prioritas.

Maka menjadi Logis ketika pangan berlimpah rakyat justru tidak punya akses terhadap pangan. Data BPS 2009 menyebutkan bahwa penduduk miskin Indonesia sebesar 32,5 Juta Jiwa dan sebagian besarnya berada di pedesaan yang berprofesi sebagai petani kecil dan buruh tani.

"Walhi menilai bahwa kerawanan pangan yang sebagian besar berada di desa-desa dapat di atasi dengan cara menjalankan konsep kedaulatan pangan yang prolingkungan, beriringan dengan melaksanakan agenda Reforma Agraria dan Restorasi Ekologi."

Dengan agenda reforma agraria, masalah ketersedian, distribusi dan akses terhadap pangan dapat teratasi sementara Restorasi ekologi akan menjawab masalah pemanfaatan pangan, akses air bersih dan kesehatan. Seperti diketahui sumber penyakit terbesar adalah air kotor dan makanan yang tidak sehat karena banyak tercemar zat kimia. Restorasi Ekologi juga mencegah dan meminimalisir dampak bencana alam, puso dan deforestasi.

M.islah, Manager kampanye Air dan Pangan Walhi menyebutkan, bahwa pembangunan pangan Indonesia terus berjalan ke arah yang salah, tidak prorakyat dan lingkungan. Hal ini diperparah dengan tingkat pencemaran, kerusakan DAS dan kerusakan hutan di Indonesia.

“Berbagai kebijakan pangan yang dikeluarkan seperti revitalisasi pertanian dan food estate justru makin menghancurkan kedaulatan pangan Indonesia. Pangan tersedia tapi rakyat tidak mampu membeli,” kata Islah.

Terpopuler: Hal yang Dilakukan Suami Jika Istri Hyperseks sampai Bahaya Pijat Perbesar Penis
Pemain Timnas Indonesia U-23 rayakan gol

Komentar Erick Thohir Usai Timnas Indonesia Tembus Semifinal Piala Asia U-23

Catatan sejarah ditorehkan Timnas Indonesia U-23. Armada Shin Tae yong memastikan tiket ke semifinal Piala Asia U 23 2024 usai menyingkirkan Timnas Korea Selatan.

img_title
VIVA.co.id
26 April 2024