Jokowi Dilarang ke Kediri, Eks Menteri SBY Singgung soal Setan Lengser
- Dok. Biro Pers, Media dan Informasi Sekretariat Presiden
VIVA – Presiden Joko Widodo dikaitkan dengan mitos Kediri, Jawa Timur. Eks Gubernur Jakarta itu dilarang Pramono Anung berkunjung ke Kediri agar tak senasib seperti Presiden RI ke-4 Abdurrahman Wahid alias Gus Dur.
Merespons itu, politikus Demokrat Roy Suryo ikut bersuara. Ia mengkritisi sebagai kepala negara seharusnya tak menjadi persoalan untuk Jokowi ke Kediri.
"Tweeps, semua tergantung niat & tujuannya. Seorang Presiden adalah pemimpin semua Rakyatnya, jadi harus juga ke Kediri," demikian cuitan Roy di akun Twitternya yang dikutip VIVAnews, Senin, 17 Februari 2020.
Roy menekankan kembali imbauan Pramono yang melarang Jokowi ke Kediri. Tapi, Roy yang juga mantan Menteri Pemuda dan Olahraga era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu percaya Jokowi tak takut dengan berbau mistik.
"Saya percaya Pak @jokowi & @Kiyai_MarufAmin meski dekat dgn @pramonoanung tetapi tidak takut dgn Gendruwo, Tuyul, Banaspati, Wedon, apalagi Setan Lengser khan?," tulis Roy.
Dikonfirmasi terpisah terkait cuitannya, Roy membandingkan Jokowi dengan SBY. Kata dia, SBY tak masalah ke Kediri saat menjadi Presiden RI ke-6. Menurut Roy, SBY berkunjung ke Kediri pada 2007 saat erupsi Gunung Kelud.
"Buktinya itu Pak SBY tak ada masalah. Terpilih lagi pas 2009 kan," ujar Roy.
Sebelumnya, pernyataan Pramono Anung menjadi perhatian publik. Politikus senior PDIP itu mengaku melarang Jokowi kunjungan ke Kediri, Jawa Timur. Hal ini disampaikan Pram, sapaan akrabnya di depan para kiai sepuh pengasuh Ponpes Hidsyatul Mubtadien Lirboyo, Kediri,
Dia menilai Kediri merupakan wilayah wingit untuk didatangi presiden. Ia tak ingin momen Presiden RI ke-4 Abdurrahman Wahid yang lengser usai dari Kediri terulang ke Jokowi.
Beda dengan Jokowi, untuk Wakil Presiden Maruf Amin tak ada masalah jika ke Kediri.
"Saya masih ingat karena percaya atau tidak percaya, Gus Dur setelah berkunjung ke Lirboyo tidak begitu lama gonjang-ganjing di Jakarta. Kalau Pak Wapres tidak apa-apa," ujar Pramono, Sabtu, 15 Februari 2020.
