Jokowi Mau Reshuffle, Pigai: Sumber Masalah Ketidakmampuan Memimpin

VIVA – Aktivis HAM Natalius Pigai menyoroti pernyataan Presiden Joko Widodo yang kepikiran mau me-reshuffle jajaran menterinya di Kabinet Indonesia Maju. Ia menilai justru persoalan saat ini karena kepemimpinan Jokowi selaku kepala negara.

Dianggap Bukan Lagi Kader PDIP, Zulhas: Rumah Pak Jokowi dan Gibran Namanya PAN

"Terserah dia mau ganti menteri atau tidak. Itu urusannya. Sumber masalah saat ini justru soal ketidakmampuan memimpin Indonesia," kata Pigai kepada VIVAnews dalam pesan singkatnya, Senin, 29 Juni 2020.

Pigai mengkritisi gaya kepemimpinan Jokowi selama menjabat RI-1. Menurutnya, eks Gubernur DKI itu sering berbohong.

Corn Imports Down to 450 Thousand Tons

"Saya justru tidak percaya Jokowi dengan omongannya karena sering berbohong dan selalu berbohong," ujarnya.

Baca Juga: Jokowi Kepikiran Mau Reshuffle, Rakyat Sudah Krisis Sejak Awal Corona

Jokowi Resmikan 147 Bangunan yang Direhabilitasi Pasca Gempa di Sulawesi Barat

Pun, terkait isu reshuffle yang kembali mencuat, ia berharap Jokowi bisa instropeksi. Kata dia, lebih baik terkait hal-hal teknis administrasi intern diungkap ke publik.

Pigai menilai susunan menteri di kabinet kali ini pun masih bermuatan politik dan tidak akomodatif. Maka itu, dengan ujian adanya pandemi Corona ini dari segi ekonomi, sosial disebutnya kurang memberikan harapan ke rakyat. Bagi dia, Jokowi sebagai presiden hanya mumpuni dari prestasi politik, namun tidak untuk reputasi.

"Prestasi politik Jokowi oke, tapi reputasinya belum terlihat," sebutnya.

Isu reshuffle kabinet kembali mencuat karena ucapan Presiden Jokowi yang tampak kecewa terhadap kinerja  para menterinya yang menganggap biasa krisis pandemi Corona (Covid-19). Jokowi menyampaikan hal itu saat pidato kenegaraan di Istana Negara pada Kamis, 18 Juni 2020.

Jokowi bilang situasi krisis di tengah pandemi Corona harus disikapi dengan langkah-langkah yang luar biasa atau extraordinary. Ia mengajak jajaran menterinya menjalankan amanat karena ada tanggungjawab terhadap 260 juta lebih rakyat Indonesia.

"Saya membuka yang namanya entah langkah politik, entah langkah-langkah kepemerintahan. Akan saya buka. Langkah apapun yang extraordinary akan saya lakukan. Untuk 267 juta rakyat kita. Untuk negara. Bisa saja, membubarkan lembaga. Bisa saja reshuffle. Sudah kepikiran ke mana-mana saya," kata Jokowi dalam pernyataannya yang diunggah di akun Youtube Sekretariat Presiden, Minggu, 28 Juni 2020.

Dalam rapat itu, meminta jajaran kabinetnya mempunyai satu kesamaan pikiran bahwa saat ini dalam situasi krisis. Karena itu ia menegaskan agar para kabinetnya mesti bekerja keras.

Update seputar informasi Corona dengan klik tautan ini.

>

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya