Panas, Pentolan JoMan ke Pigai: Kau Mau Cari Empati Publik!

Natalius Pigai debat dengan Ketua JoMan Immanuel Ebenezer.
Sumber :
  • tvOne

VIVA – Aktivis HAM asal Papua Natalius Pigai jadi sorotan karena cuitan kontroversinya yang diduga rasis. Cuitannya itu menyinggung Presiden Jokowi, Orang Jawa Tengah, dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.

Hasto PDIP Jawab Tudingan Jadi Penghambat Pertemuan Jokowi-Megawati

Cuitan Pigai ini dibahas dalam Catatan Demokrasi tvOne dengan tema 'Pigai Dituduh Menghina Orang Jawa Tengah, Jokowi & Ganjar.' Terjadi adu argumen di salah satu sesi acara antara Natalius Pigai dengan Ketua relawan Jokowi Mania atau JoMan, Immanuel Ebenezer alias Eben.

Awal perdebatan dimulai dari pernyataan Eben yang mengaku mau melaporkan Pigai ke polisi. Tapi, ia masih coba lebih sabar meski pandangan Pigai dianggapnya menjijikan dan tidak terhormat.

Noel Joman Sebut Sikap Sinis Hasto ke Jokowi Merugikan PDIP dan Megawati

Bagi dia, cuitan eks Komisioner Komnas HAM itu justru mungkin bisa merendahkan rakyat Papua. Ia menilai cara pandang Pigai berbeda dengan sebagian rakyat Papua. 

Eben mengklaim sudah mengkroscek ke teman-temannya asal Papua yang tidak suka dengan pola pikir Pigai. Ia bilang baik Jokowi dan Ganjar tidak punya sejarah dosa terhadap rakyat Papua.

Jokowi Dukung Rekonsiliasi Usulan Relawan, Noel: Biar Tidak Terpolarisasi Seperti 2019

"Kenapa bung Natalius Pigai tidak marah-marah ke rezim Soeharto dan rezim Cendana, anehnya. Dan, itu juga membuat kita miris apalagi beliau ini aktivis HAM," kata Eben dikutip VIVA pada Rabu, 6 Oktober 2021.

Dia menyebut sebagai aktivis HAM seharusnya Pigai paham tentang deklarasi HAM terkait martabat. Maka itu, menurutnya tuduhan Pigai soal membunuh, merampok itu bentuk kekejian. "Ini tidak baik, dia telah merendahkan martabat orang Papua, merendahkan martabat dirinya sendiri," sebut Eben.

Menurutnya, bila tidak senang dengan Jokowi cukup mengkritik. Pun, ia bilang Jokowi juga memberikan kontribusi untuk Papua seperti infrastruktur sampai perhelatan Pekan Olahraga Nasional (PON) XX. "Baru kali ini itu ada di mana, itu ada di era Jokowi," ujar Eben.

Giliran Pigai yang sampaikan penjelasan soal cuitannya. Ia memulai dengan menyebut sebagai pembela HAM untuk orang-orang lemah. Selama menjadi aktivis HAM, ia kerap mendapat serangan verbal.

Namun, ia tak pernah merespons karena dianggapnya sebagai konsekuensi. Ia menyebut telah mengumpulkan data bahwa lebih 1.000 orang yang menyerangnya secara verbal dengan umpatan kasar bernada rasis.

"Saya belum menghitung yang sebelum-sebelumnya. Dan, ingat mungkin satu-satunya orang Indonesia yang tidak pernah terpikirkan untuk melaporkan orang yang rasis sama saya," kata Pigai.

Dia menekankan lagi serangan verbal tersebut lantaran aksinya membela HAM yang jadi bagian konsekuensi. Ia merasa sebagai sosok yang memperjuangkan dan membela orang-orang tertindas dari kebijakan pejabat publik.

Pigai mengatakan substansi dari cuitannya karena ia memiliki kapasitas untuk memberikan kritikan kepada Jokowi selaku Presiden RI. 

"The state obligation to respect, protect fulfilling human right. Presiden lah yang bertanggungjawab atas seluruh penyelenggara negara. Itu yang pertama," sebut Pigai.

Pun, ia menyinggung Ganjar karena statusnya yang pernah menjabat Wakil Ketua Komisi II DPR RI dan memimpin otonomi khusus Papua. Lalu, dia mengaku sering diminta tolong Jokowi, tokoh parpol seperti Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto hingga Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh terkait dukungan pemilih warga Papua saat kontestasi Pilpres 2014.

"Satu hal yang saya mau kasih tahu. Dari 12 item kontribusi atas kemenangan Jokowi, Kabupaten Dogiai mungkin di dunia belum pernah ada. Itu 108.085 orang jumlah pemilih itu (memilih) Jokowi yang menang. Prabowo nol," ujar Pigai.

Pigai kemudian menanyakan kontribusi Eben dalam pemenangan Jokowi. "Apa kontribusi Anda atas kemenangan Jokowi?" tanya Pigai.

"Dengarkan dulu," lanjut Pigai.

Saat Pigai masih mau melanjutkan bicaranya, Eben coba memotongnya.

Dengan nada keras, Eben tak mau mendengarkan penjelasan Pigai.

"Nggak, nggak. Kau mau cari empati publik!. Terlambat Pigai" sebut Eben.

"Bukan, bukan," jawab Pigai.

Eben sambil menunjuk-nunjuk Pigai menyebut bahwa lawan debatnnya itu akan dihukum atas cuitannya.

"Kau akan tetap dihukum, kau akan dipenjara atas pernyataanmu!" ujar Eben.

"Bukan, bukan. Aku menjelaskan dulu," tutur Pigai.

Eben meminta Pigai jangan mencari empati publik dalam diskusi. 

"Jadi, pernyataanmu itu pernyataan ofensif. Kau menuduh orang merampok, membunuh. Apakah itu hal yang baik," sebut Eben.

Lantaran perdebatan memanas, pembawa acara Andromeda Mercury mengingatkan agar Pigai dan Eben bisa saling bergantian. Selain itu, tetap menyuguhkan dialog yang baik. Namun, karena sengit, perdebatan pun akhirnya disudahi.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya