Gerindra Blakblakan pada 2019 Prabowo Lemah di Jawa Tengah-Jawa Timur

Sekretaris Jenderal Partai Gerindra, Ahmad Muzani.
Sumber :
  • Gerindra

VIVA – Partai Gerindra mulai menyeriusi rencananya untuk mencalonkan lagi Prabowo Subianto sebagai presiden pada pemilu tahun 2024, di antaranya dengan menimbang-nimbang kriteria calon wakil presiden yang pas untuk mendampingi sang ketua umum.

Kirim Surat Amicus Curiae ke MK, Megawati Singgung Etika Presiden Jokowi

Gerindra, sebagaimana diakui Sekretaris Jenderal Ahmad Muzani, berterus terang harus berkoalisi dengan partai lain kalau mau mencalonkan lagi Prabowo. Sebab, sebagaimana amanat undang-undang, pasangan capres dan cawapres dapat diusung oleh partai politik atau gabungan partai politik dengan total kursi di Parlemen sedikitnya 20 persen atau 120 kursi.

"Untuk maju sebagai calon presiden, Pak Prabowo, kami harus memenuhi kuota dulu karena harus didukung oleh 120 kursi, sementara jumlah kursi yang dimiliki oleh Gerindra saat ini 78," kata Muzani dalam keterangannya, Rabu, 13 Oktober 2021.

Megawati Kirim Surat Amicus Curiae kepada MK, Ganjar Sebut Terilhami Sosok Kartini

Gerindra masih kurang cukup banyak kursi untuk sendirian mengusung pasangan capres dan cawapres. "Karena itu, setelah kami tetapkan Pak Prabowo menjadi calon presiden, tahap berikutnya tentu saja kami harus mencari kelengkapan kursi agar beliau menjadi calon presiden yang memenuhi syarat undang-undang."

Sosok calon wakil presiden yang ideal, katanya, harus mampu meningkatkan elektabilitas Prabowo. Namun Muzani belum menyebut nama siapa yang akan dipilih. Kriteria yang wajib dipenuhi ialah dapat menutupi atau mengisi kekurangan Prabowo.

Gibran Ingin Bertemu Semua Lawan Politiknya, Ganjar Bilang Selalu "Open House"

Menurut Muzani, pada pilpres 2019, Prabowo memang memiliki kelemahan suara di sejumlah daerah seperti Jawa Tengah dan Jawa Timur. Itu akan dijadikan koreksi dan bisa saja peta politik pada 2024 berubah.

"Kalau dari hasil pemilihan umum 2019 kemarin kan Pak Prabowo sangat lemah di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Tetapi itu kan 2019 barangkali 2024 mungkin petanya nanti akan berubah; mungkin ada daerah lain yang tadinya beliau kuat, bisa turun, atau sebaliknya, yang Pak Prabowo tadinya kuat, malah tambah kuat," ujar Muzani.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya