Jokowi Diminta Tegur Yaqut yang Sebut Kemenag Hadiah untuk NU

Yaqut Cholil Quoumas diumumkan jadi Menteri Agama saat diperkenalkan Presiden Jokowi di Istana Merdeka, 22 Desember 2020.
Sumber :
  • Laily Rachev - Biro Pers Sekretariat Presiden

VIVA – Pernyataan Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas yang menyebut Kementerian Agama hadiah negara buat Nahdlatul Ulama (NU) menuai polemik. Yaqut dikritik keras dari berbagai pihak karena dinilai tak menghargai kelompok masyarakat lain. 

JK Sebut Golkar Partai Terbuka, Tak Masalah Jika Jokowi-Gibran Gabung

Ketua DPP PAN, Saleh Partaonan Daulay, menilai ucapan Yaqut tidak sepantas disampaikan oleh pejabat negara.  Selain tak memiliki landasan historis yang benar, pernyataan itu dapat menimbulkan sikap eksklusivitas di tengah masyarakat. 

Dia khawatir itu akan mendorong munculnya sekelompok orang tertentu yang merasa lebih hebat dari kelompok lainnya.

Moeldoko: Otonomi Daerah Harus Lanjutkan Pembangunan Visi Jokowi

"Kalau disebut hadiah bagi NU, terkesan bahwa Gus Yaqut ingin mengatakan kementerian agama hanya milik NU saja. Kelompok lain hanya pelengkap dan bagian yang diatur. Tidak memiliki peran dan partisipasi apa pun dalam konteks membangun kehidupan umat beragama di Indonesia," kata Saleh, dalam keterangannya, Senin 25 Oktober 2021.

Anggota Komisi IX DPR, Saleh Partaonan Daulay.

Photo :
  • Dok. DPR.
Bakal Hijrah ke IKN, Presiden Prabowo dan Wapres Gibran Pakai Mobil Dinas Listrik?

Dia mengatakan, masih ada banyak ormas dan elemen umat Islam yang sama-sama ikut berjuang untuk kemerdekaan dan persatuan Indonesia. Menurutnya, semua kelompok itu sama di mata hukum dan pemerintahan. Hal ini termasuk seluruh umat beragama yang ada di Indonesia.

"Pernyataan seperti ini tentu sangat tidak bijak. Presiden Jokowi diharapkan dapat memberikan teguran dan peringatan. Sebab, pernyataan-pernyataan seperti ini dapat menjadi preseden buruk di kemudian hari," jelas Ketua Fraksi PAN di DPR tersebut.

Menurutnya, jika itu terjadi maka akan menyisakan banyak persoalan kebangsaan yang tak mudah diselesaikan.

Pun, ia menekankan, dengan pernyataan tersebut bisa membuat elemen atau ormas lain mengklaim mendapat hadiah kementerian lain. Misalnya, mendapat hadiah kementerian pendidikan, kementerian kesehatan, kementerian sosial, dan lain-lain. 

"Dengan begitu, persoalan akan menjadi pelik dan runyam. Karena itu, klaim-klaim seperti ini harus dihentikan agar semua pihak merasa nyaman dan tidak terganggu. Harus dipastikan bahwa kementerian agama adalah milik semua rakyat," jelasnya.

Sebelumnya kritikan juga disampaikan oleh Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Anwar Abbas. Ia kecewa dengan pernyataan Yaqut.

"Pernyataan ini tentu sangat-sangat kita sayangkan karena tidak menghargai kelompok dan elemen umat dan masyarakat lainnya," kata Anwar dalam keterangannya, Minggu 24 Oktober 2021.

Ucapan Yaqut soal Kementerian Agama hadiah negara untuk NU berawal dari ide dirinya yang mau mengganti tagline Kementerian Agama yaitu ikhlas beramal. Namun, saat itu, salah seorang stafnya tidak setuju dengan usulan gagasan Yaqut. Stafnya menyampaikan alasan Kemenag merupakan hadiah negara untuk umat Islam. 

Yaqut bicara demikian saat webinar internasional ‘Santri Membangun Negeri’ yang digelar Rabithah Ma'ahid Islamiyah dan PBNU dalam rangka memperingati Hari Santri, pada 20 Oktober 2021.

Dia mengatakan tak setuju dengan pandangan stafnya. Menurut Yaqut, Kemenag sebagai hadiah spesifikasi negara untuk NU.

“Saya bantah, bukan itu. Kementerian agama itu hadiah negara untuk NU. Bukan untuk umat Islam secara umum, tapi spesifik untuk NU,” kata Yaqut.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya