Suara Demokrat Pernah Naik 300 Persen, Hasto Undang Mahasiswa Riset

Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto
Sumber :
  • Youtube PDIP

VIVA – Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan (PDIP), Hasto Kristiyanto, mengaku terkejut dengan antusias banyaknya mahasiswa yang ingin mengambil pendidikan beasiswa pasca-sarjana atau S2 dan doktor (S-3). Hal itu setelah dirinya menawarkan bagi berbagai kalangan untuk mengambil kajian lewat disertasinya.

SNBP Tahun 2024, USU Terima 2.244 Mahasiswa Baru

Kajian itu terkait perbandingan kepemimpinan antara Presiden Joko Widodo dengan Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Kata Hasto, mahasiswa peminat itu jumlahnya banyak dengan mencapai 53 orang. 

"Sebagian besar mengambil program S2 dan S3 dan berasal dari kalangan perguruan tinggi ternama. Ada dari Universitas Indonesia, UGM, Universitas Airlangga, UIN Banda Aceh, hingga dari Oslo University, Manila University, Universiti Sains Malaysia," kata Hasto, dalam keterangannya, Selasa, 25 Oktober 2021. 

Polri Ungkap Mahasiswa Korban TPPO di Jerman Banyak Terlilit Utang

Hasto menyebut kajian penelitian ini juga mencakup ilmu pemerintahan, politik, kebijakan publik, kepemimpinan, psikologi, hingga kelembagaan organisasi pemerintahan. 

Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) beri penghargaan ke SBY. (Foto ilustrasi)

Photo :
  • Dok. Demokrat
Unimed Terima 2.621 Mahasiswa Baru Melalui Jalur SNBP 2024

Menurut dia, tawaran atau ajakan ini bersifat pribadi. Pernyataan itu pun terlontar setelah menanggapi sindiran Deputi Bappilu DPP Partai Demokrat Kamhar Lakumani yang menilai Hasto tertidur selama kepemimpinan SBY.

Untuk  menguji hal tersebut, Hasto menyarankan lebih baik adanya kajian akademis. Para penerima beasiswa, nantinya bisa bebas melakukan penelitian demi pengembangan ilmu pengetahuan.

Tentunya, kata dia, temuan atau perspektif para mahasiswa pasca sarjana ataupun yang mengambil program doktor, bisa memberikan gambaran dari banyak hal dan kemudian terpublikasi secara akademik. 

“Dalam kaitannya dengan kepemimpinan nasional, hasil penelitian itu nantinya sangat penting sebagai bagian pendidikan politik bangsa tentang proses menjadi pemimpin, kapasitas pemimpin, prestasi pemimpin, tanggung jawab dan bagaimana legacy seorang presiden diambil," tutur Hasto.

"Apakah kepemimpinan seorang presiden benar-benar untuk bangsa dan negara atau hanya untuk kepentingan popularitas semata," lanjut Hasto. 

Hasto bilang, usul darinya ini sangat penting. Jika secara komprehensif ditarik, berbagai kajian terkait kualitas pemilu selama kepemimpinan seorang presiden sangat  penting untuk dikaji. 

Pun, ia menyindir dalam era demokrasi dengan kompetisi ketat seperti Pemilu 2009. Ia bilang ada satu partai politik mencapai kenaikan perolehan suara hingga 300 persen. Partai itu adalah Demokrat yang menjadi Pemenang 2009. 

Hasto heran dengan kenaikan suara Demokrat yang saat itu mengusung SBY kedua kali sebagai Presiden RI. Keheranannya ini dengan bertanya kenaikan suara Demokrat yang sangat siginifikan itu hasil kerja organisasi atau campur tangan lain ikut terlibat. 

Maka itu, Hasto tak mau berdebat kusir. Ia bilang lebih baik lewat riset dan analisis yang diharapkan bisa meningkatkan kualitas demokrasi di Indonesia. 

“Penelitian tentang kualitas pemilu sangat penting, mengingat saat ini sedang dibahas tahapan Pemilu," ujar Hasto.

Menurutnya, upaya peningkatan kualitas Pemilu menjadi tema kajian akademis sangat menarik karena obyektif. Lalu, metodologinya bisa dipertanggungjawabkan secara akademis. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya