Megawati Diberitahu Mantan Wapres AS, Indonesia Rapuh Bencana

Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.
Sumber :
  • Repro youtube PDI Perjuangan.

VIVA – Presiden RI Kelima, Megawati Soekarnoputri, menyatakan ancaman bencana alam di Indonesia sudah sangat tinggi, bahkan disebutnya dalam kondisi SOS atau bahaya. 

Jokowi Resmikan Huntap hingga Proyek Infrastruktur Pascabencana di Sulteng

Maka dia mengingatkan para kepala daerah di Indonesia, untuk tidak abai terhadap ancaman bencana alam. Semua sumber daya, khususnya teknologi, harus dimanfaatkan untuk mencegah kerusakan lebih parah. 

Hal itu disampaikan Megawati lewat video konferensi dalam acara pembukaan Pelatihan Kebencanaan "Lanina, Fenomena dan Dampaknya" yang digelar oleh Badan Penanggulangan Bencana (Baguna) PDIP, secara tatap muka terbatas dan daring.

BNPB Sebut Alih Fungsi Hutan Memperparah Dampak Longsor di Bandung Barat

"Dengan segala hormat, saya merasa ini sebetulnya terjadi yang namanya bencana alam itu karena kelalaian, termasuk dari pimpinan-pimpinan daerah yang kurang menanggapi. Bahwa (bencana alam) ini sebetulnya paling tidak bisa dihindari dengan tentunya bantuan teknologi, dan kesadaran manusianya sendiri," kata Megawati, Rabu 27 Oktober 2021. 

Sebagai seorang ibu, Megawati mengaku sering merasa terenyuh terhadap bencana alam yang ada. Sebagai Ketua Umum DPP PDI Perjuangan, Megawati sudah sedikit banyak tahu mengenai besarnya peran kepala daerah untuk mencegah bencana terjadi. 

Korban Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Bandung Barat Bertambah Jadi 4 Orang

Putri Proklamator Bung Karno itu mengatakan, dirinya bukan hendak gagah-gagahan. Namun dia hanya ingin menyadarkan semua pihak, soal besarnya skala ancaman bencana alam. Seluruh elemen masyarakat perlu bergandeng tangan mengatasinya, agar masyarakat bisa diselamatkan.

"Mari kita gotong-royong untuk misalnya bagaimana mengubah tata ruang," ujar Megawati. 

Kembali Megawati menceritakan pertemuannya dengan mantan Wakil Presiden Amerika Serikat Al Gore, beberapa tahun silam. Al Gore menyampaikan, bencana alam itu akan selalu pasti terjadi dan Indonesia sangat berpotensi jika dilihat dari letak geografisnya. 

Kepada Megawati, Al Gore mengatakan "Negaramu itu (Indonesia) sangat fragile (rapuh)". Dia sepakat dengan pernyataan itu, karena Indonesia berada di wilayah cincin api (ring of fire) Pasifik. Al Gore lantas menunjukkan peta prediksi bencana kepada Megawati. 

"Ini lihat, akan terjadi disaster, Mega. Kalau tidak semuanya awareness-nya (kesadarannya) itu kuat, kewaspadaannya kuat dari seluruh dunia, (maka akan hancur). Jadi tidak hanya asal ngomong. Beliau bilang begitu. Karena apa? Akibat pemanasan global," kata Megawati. 

Lebih lanjut disampaikannya bahwa akibat pemanasan global, terjadi pencairan es di Kutub Utara dan Kutub Selatan. Bongkahan besar es di wilayah itu bukan hanya meleleh, namun terpotong dan terpecah belah dan jatuh ke laut.

Megawati Contohkan Bhutan dan Nepal 

Megawati lalu menceritakan pengalamannya ke Bhutan, salah satu negara yang diawasi oleh badan PBB, UNESCO. Sebab sama seperti Nepal, Bhutan juga berada di bawah Pegunungan Himalaya yang penuh es. Namun akibat pemanasan global, es itu mencair dan patah-patah. 

"Es-nya patah-patah dan membuat di daerah Bhutan, Himalaya itu, terjadi danau yang terdiri dari es. Sehingga selalu diamati oleh UNESCO. Bahwa kalau suatu ketika satu saja retak, ini disaster bagi Bhutan. Bisa sebagian Bhutan itu tenggelam," jelas Megawati. 

"Saya menceritakan ini adalah bukan dengan maksud menakuti, tidak. Ini adalah sebagai sebuah pengetahuan kita. Mengapa sekarang kita tidak bisa lagi berpikir normal. Rasanya ya sudah SOS," sambungnya. 

Untuk kondisi Indonesia, Megawati mengatakan juga tak berbeda krusialnya. Menteri Keuangan Sri Mulyani pernah menyampaikan ke dirinya, soal betapa besarnya kerugian finansial dan korban ketika terjadi bencana alam. Contohnya bencana likuifaksi di Palu, beberapa waktu lalu. 

Seorang ibu bersama anaknya menyaksikan sisa-sisa reruntuhan rumahnya yang akan diratakan dengan tanah di area bekas likuifaksi di Kelurahan Balaroa, Palu, Sulawesi Tengah

Photo :
  • ANTARA FOTO/Basri Marzuki

Ia mengingatkan kembali, soal pencegahan dan pasca bencana yang harusnya direcanakan lalu diorganisir. 

"Tolong, saya bukan mau sok-sokan. Saya ingin berbagi pengalaman. Bahwa ini sebenarnya bisa (kita antisipasi) asal kita gotong royong," jelasnya.

"Sebelum terjadi bencana, jadi pencegahan dan pasca bencana sudah direncanakan, lalu diorganisir," lanjutnya. 

Seperti diketahui, acara itu digelar merupakan kerja sama lanjutan PDIP dengan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan atau Basarnas, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), dan Kementerian Sosial RI. 

Hadir Sekjen DPP PDIP Hasto Kristiyanto, Ketua DPP PDIP RIbka Tjiptaning dan Hamka Haq. Sementara sebagai pembicara adalah Kepala BMKG Dwikorita Karnawati, Kepala Basarnas Marsekal Madya Henri Alfiandi, Kepala BNPB Letjen Ganip Warsito, dan Menteri Sosial Tri Rismaharini. Peserta pelatihan itu adalah seluruh perwakilan Baguna PDIP dan pengurus partai dari seluruh Indonesia.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya