Megawati Contohkan Dua Nama Kala Singgung Kriteria Menteri PDIP

Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri meresmikan patung Bung Karno virtual
Sumber :
  • Youtube PDIP

VIVA – Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri mengatakan, partainya selalu hati - hati dan mematok kriteria bagi kader yang diminta Presiden Joko Widodo untuk duduk di kabinet

KPU Yakin MK Tolak Amicus Curiae yang Diajukan Megawati karena Tak Ada dalam UU Pemilu

Menurut Megawati, Presiden sebagai yang empunya hak prerogatif, PDIP tentu tak ingin menyorongkan seseorang yang tidak punya kapasitas ketika duduk sebagai menteri.

Megawati pun menunjuk nama Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Tjahjo Kumolo dan Sekretaris Kabinet Pramono Anung, dua di antaranya. 

Hakim MK Buka Suara soal Megawati Ajukan Amicur Curiae Terkait Sengketa Pilpres 2024

“Kalau saya mau menjadikan mereka seorang menteri kan harus tahu pengetahuan dia kayak gimana ya, bisa kah dia menjalankannya, tidak sembarangan,” kata Megawati saat hadir secara virtual pada peresmian dan penandatanganan Prasasti Taman UMKM Bung Karno serta 16 kantor partai di seluruh Indonesia, Kamis, 28 Oktober 2021. 

Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri.

Photo :
  • VIVA/ Eduward Ambarita.
Pengajuan Amicus Curiae Megawati Dinilai Tak Tepat, Sebab Termasuk Pihak Bersengketa

Awalnya, Megawati menyampaikan perihal seseorang yang menjadi anggota partai, apalagi PDIP diperlukan adanya peningkatan kemampuan dan dasar kepemimpinan dari seorang kader. Ini berlaku bagi seluruh kader. 

Oleh karena itu, putri proklamator Bung Karno itu mengatakan, PDIP sudah sejak lama punya institusi sekolah partai. Selain berguna untuk meng-upgrade kemampuan kader, sekolah partai juga ditujukan untuk kaderisasi. 

“Jadi, ndak boleh mandek, kalian harus terus belajar tata pemerintahan republik ini seperti apa, ini kan banyak DPD, ada Bupati, jadi kan jangan puas saya jadi Bupati saja, tetapi dalam pengelolaannya tidak mumpuni,” ujarnya. 

Kembali ke Tjahjo dan Pramono, Megawati mengatakan, keduanya dianggap mumpuni sebagai menteri. Bukan perkara keduanya pernah menjadi Sekretaris Jenderal PDIP. 

“Mengapa para Sekjen saya ini Alhamdulillah cukup berhasil. Pak Tjahjo duluan jadi menteri (dulu Menteri Dalam Negeri), pak Pramono jadi Menteri Sekretaris Kabinet,” kata Megawati. 

Megawati juga menyinggung soal regenerasi dan kesinambungan kaderisasi dari senior ke yang muda. Hal yang lebih penting, kata dia, peran senior tetap dibutuhkan. 

Bagi dia, senior-senior seperti Tjahjo, Pramono, Kusnadi, dan senior lain yang disebut, misalnya almarhum Alex Litaay serta Sutjipto, punya pengalaman panjang di politik, apalagi kala PDIP berada di luar pemerintahan. 

Para kader muda bisa mencari tahu kiprah para seniornya itu untuk menjadi bekal. “Mengapa saya ingatkan kembali orang-orang ini? Karena dari mereka yang muda bisa menanyakan pengalaman zaman susah,” kata Megawati. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya