Muhaimin Iskandar: Setahun ke Depan Kesempatan Emas Jokowi

Ketum PKB Muhaimin Iskandar alias Cak Imin
Sumber :
  • Istimewa

VIVA – Ketua Umum DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Abdul Muhaimin Iskandar mendukung komitmen Presiden Joko Widodo atau Jokowi dalam isu persoalan perubahan iklim dunia. Dia setuju dengan Jokowi karena perubahan iklim jadi ancaman besar bagi kemakmuran dan pembangunan global.

PKB dan PKS Sepakati Koalisi di Pilkada Serentak 2024, Khususnya di Jateng dan Jatim

Menurutnya, saat ini kesempatan emas bagi Jokowi untuk menunjukan kepada dunia bahwa RI bisa berperan serius dalam penanganan perubahan iklim. Dia berharap komitmen yang disampaikan Jokowi di KTT Perubahan Iklim atau COP26 di Glasgow, Skotlandia didukung semua pihak termasuk dunia usaha.

"Setahun ke depan adalah kesempatan emas Jokowi dan dunia usaha jadi pahlawan dunia dalam menyelamatkan alam," kata Muhaimin saat menjadi keynote speaker dalam talkshow bersama pelaku usaha, Senin, 8 November 2021.

Pilpres Berakhir, Cak Imin Sebut Timnas Amin Akan Dibubarkan Besok Pagi di Rumah Anies

Dia menyampaikan, sains dan bukti-bukti kualitatif saat ini tak bisa dibantah bahwa kondisi bumi sedang menghadapi suhu panas, cuaca dan banjir dalam skala ekstrem. Bagi dia, semua diakibatkan perubahan iklim yang jadi ancaman berbahaya bagi kemakmuran penduduk dunia.

Presiden Jokowi di KTT G20

Photo :
  • Biro Pers Sekretariat Presiden
Usai Nasdem, Presiden PKS Ahmad Syaikhu Sambangi Cak Imin di Markas PKB

Muhaimin bilang RI memiliki peran penting dalam isu perubahan iklim. Alasannya, status RI sebagai paru-paru dunia. 

"Kita menjadi paru-paru dunia, karena hutan alam kita dan hutan mangrove kita, akan dan telah menyerap karbon dalam skala raksasa," jelas Wakil Ketua DPR tersebut. 

Pun, dia menambahkan modal lain yakni RI sebagai negara kepulauan yang memiliki kerentanan ekstrem akibat perubahan iklim. Kerentanan ini seperti naiknya permukaan laut, curah hujan ekstrem, dan kegagalan panen. Maka itu, solusi perubahan iklim harus hadir sebagai masalah yang urgen dan mendesak.

"Kita perlu menggunakan pendekatan a whole government dan a whole society untuk mencapai target peak emission nasional dan carbon net sink FOLU (Forestry and Other Land Use) pada 2030 dan Net Zero Emission pada 2060 atau lebih cepat," tutur Muhaimin.  

Lebih lanjut, ia bilang perubahan iklim hanya bisa diatasi dengan dua cara yakni perubahan kebijakan dan perubahan perilaku. Kedua cara itu menurutnya terkait dengan perubahan dalam kebijakan negara dan pihak masyarakat.

Dia optimis cara ini akan menambah sumber energi yang bersumber dari matahari, angin, dan sumber energi renewable lainnya pada 2030. Dia bahkan optimistis di 2030 itu, Indonesia berhasil menghentikan dan mengurangi deforestasi.

"Dan dengan cara itu pula, pada 2060 atau lebih cepat, kita sudah dapat meraih target net zero kita," ujar eks Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi itu.

Kemudian, ia juga menyinggung perlunya keseimbangan antara ekonomi Indonesia berbasis sumber daya alam (SDA) dengan pelestarian lingkungan melalui ekonomi hijau berbasis sumber daya manusia (SDM)-low carbon di masa depan. Ia menekankan hal itu bisa dicapai dan diatasi dengan beberapa cara seperti adopsi teknologi baru hijau, kebijakan fiskal pemerintah, serta dukungan dan peran masyarakat.

Dia juga menyampaikan peranan teknologi dan investasi yang perlu serta mesti dilakukan. Muhaimin optimis teknologi hijau sebagai peluang besar bagi sektor bisnis baik perusahaan swasta dan BUMN Indonesia.

Menurutnya, teknologi itu seperti efisiensi energi, pemanfaatan hidrogen, transportasi berbasis listrik, hingga energi angin. Kata dia, RI memang sudah harus mampu produksi alat-alat dan produk yang murah terjangkau agar perluasan energi terbarukan dapat ditingkatkan.

"Sudah waktunya kita, Indonesia, memulai kebijakan dan investasi untuk menggunakan teknologi untuk mengurangi emisi dalam upaya transisi ekonomi menuju energi hijau," tutur Muhaimin.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya