Bawaslu: Politik Uang dan Politisasi SARA Sering Terjadi saat Pemilu

Ketua Bawaslu RI, Abhan Misbah
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso

VIVA – Ketua Badan Pengawas Pemilu atau Bawaslu RI, Abhan mengatakan, Bawaslu merupakan sebuah lembaga yang mengawasi proses penyelenggaraan Pemilu mulai dari hulu sampai ke hilir. Karena itulah, Abhan mengatakan dalam proses demokrasi langsung di Indonesia ini ada beberapa hal yang menurutnya perlu diperbaiki.

Pakaian Dalam Asal Bantul Siap Bersaing di Amerika dan Inggris

Menurutnya, sejak demokrasi dilakukan secara langsung, maka praktik politik uang meningkat. Pelanggaran ini yang sering terjadi ketika demokrasi langsung dilakukan.

"Kami menyadari demokrasi yang sedang dijalankan ini ada beberapa yang harus diperbaiki. Misalnya bahwa apakah demokrasi itu langsung menghasilkan money politik? Karena begitu proses demokrasi, pemilu banyak pelanggaran money politik," kata Abhan, di Anyer, Serang, Banten Jumat 12 November 2021.

KPU Jamin Netralitas Pemilu, Sudah Diawasi Presiden dan DPR

Ilustrasi Pemilu.

Photo :
  • ANTARA FOTO/Wahyu Putro A

Selain itu, proses demokrasi langsung seperti saat ini juga banyak melahirkan politisasi suku agama ras dan antargolongan atau SARA. Hal itu menurut Abhan harus diminimalisir.

Kubu Prabowo-Gibran Sebut Pemilu Ulang Tak Ada di UU

"Bahwa demokrasi langsung ini banyak melahirkan politisasi sara, ujaran kebencian dan lain sebagainya. Itu kita tidak mungkin mengada, tetapi kewajiban kita bagaimana potensi pelanggaran itu yang harus kita minamlir," ujarnya.

Bawaslu, kata Abhan, tidak akan tinggal diam dan telah melakukan sejumlah upaya agar potensi pelanggaran itu tidak terjadi. Selain pengawasan, Bawaslu juga akan menindak apabila ditemukan pelanggaran.

"Kalau melakukan pelanggaran, diawasi setelah diawasi harus ditegakkan aturan. Fungsi berikutnya yaitu penindakan baik itu pidana maupun yang sifatnya administrasi," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya