- VIVA/M Ali Wafa
VIVA – Pendirian Partai Gelombang Rakyat Indonesia atau Gelora, kerap kali dihubung-hubungkan dengan Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Bagaimana tidak, mantan elit-elit PKS kini berada di Gelora. Sebut saja Anis Matta, mantan Presiden PKS dan Sekjen PKS tiga periode, Fahri Hamzah, dan banyak tokoh lainnya.
Dalam wawancara dengan VIVA, Anis menjelaskan kenapa Partai Gelora harus berdiri. Dia menjelaskan, mereka saat ini ingin mewakili populasi. Ingin keluar dari mewakili kelompok seperti yang dilakukan pertama kali di PKS.
Anis mengatakan, bahwa saat ini kita terpolarisasi dalam kelompok-kelompok. Setidaknya ada tiga, kelompok kanan, kelompok tengah atau moderat, dan kelompok kiri.
"Yang kanan biasanya menggunakan istilah umat. Yang tengah menggunakan istilah bangsa. Yang kiri menggunakan istilah rakyat. Bedanya apa rakyat, bangsa, ummat? Secara pengertian ini sama saja sebetulnya. Makanya kita di Partai Gelora menggunakan istilah gelombang rakyat karena kita mau keluar dari semangat mewakili kelompok," jelas Anis, dikutip Kamis 18 November 2021.
Tak Bisa Mengubah PKS
Anis menjelaskan, bukan berarti ia tidak berusaha mengubah itu saat masih di PKS. Seperti mencoba mendeklarasikan sebagai partai terbuka, menggelar kongres di Bali. Dimana menggelar acara di Bali lazimnya dilakukan partai-partai berhaluan nasionalis. Tetapi upaya dia untuk mengubah itu, tidak berhasil. Tidak sedikit yang menentang idenya, mengubah PKS.
"Ini adalah warisan pengelompokan lama," katanya.
Maka seharusnya, lanjut dia, partai harus bisa menjadi jembatan bagi semua. Bukan membangun tembok yang menghalangi berbagai elemen lain. Bukan saja kelompok Islam, terutama spesifik kanan.
"kita mesti keluar dari situ," katanya.
Untuk itu, di Partai Gelora, jelas Anis, dia dan elemen pimpinan dan kader membangun partai agar menjadi jembatan. Sehingga mengangkat tema besar tentang kolaborasi.
"Maka saya sebut beda dengan partai lama, ini lebih Indonesia," katanya.