Muhaimin: PKB Tidak Bisa Lepas dari NU

Eks Wapres Jusuf Kalla dan Ketum PKB Muhaimin Iskandar.
Sumber :
  • istimewa

VIVA – Ketua Umum DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Abdul Muhaimin Iskandar atau Gus Muhaimin menyampaikan partai yang dipimpinnya ikut punya tanggung jawab dalam membesarkan Nahdlatul Ulama (NU). Menurut dia, NU yang saat ini sudah berusia 100 tahun mesti jadi perhatian dan akan terus dipikirin PKB.

PKB Perkuat Politik Islam dalam Pemerintahan Prabowo-Gibran, Menurut Pengamat

“Kita harus berpikir 100 tahun yang kedua, ini momentum strategis dan penting untuk memberikan masukan muktamirin dan muhtamirot yang akan menyelenggarakan perhelatan penting,” kata Muhaimin saat Halaqah Satu Abad NU di kantor DPP PKB seperti disampaikan dalam keterangannya dan dikutip pada  Jumat, 3 Desember 2021.

Dia menyampaikan, PKB akan terus berkontribusi untuk NU. Dia bilang, PKB tidak akan pernah lepas dari NU. Menurutnya, PKB akan terus berkontribusi dalam pemikiran serta ikhtiar bersama demi membawa NU semakin bermanfaat.

Soal PKB Gabung di Pemerintahan Prabowo, Cak Imin: Sudah Cethowelo-welo, Jelas Terpampang

“Memiliki peran bagi bangsa dan negara Indonesia,” jelas Wakil ketua DPR tersebut.

Eks Wapres Jusuf Kalla dan Ketum PKB Muhaimin Iskandar.

Photo :
  • istimewa
Parpol Anggota KIM Tak Perlu Risau dengan Pertemuan Prabowo-Cak Imin, Kata Elite PKB

Pun, dalam kesempatan itu, ia sempat melontarkan guyon terhadap eks Wakil Presiden Republik Indonesia (RI) Jusuf Kalla. Kelakar pertama Muhaimin menyampaikan maaf lantaran JK harus berdiri lama karena menyanyikan sejumlah mars lagu PKB. 

Menurut Muhaimin, PKB punya alasan punya mars agak lama karena terus memikirkan NU.

"Jadi, mohon maaf Pak JK tadi kalau di PKB ini nyanyinya tiga kali berdirinya agak lama karena PKB ini partai yang selain memikirkan dirinya sendiri juga memikirkan NU. Kira-kira begitu ya ada enaknya ada nggak enaknya," tutur Muhaimin yang direspons tawa tamu undangan. 

Dia membandingkan antara PKB dengan PDIP dan Golkar. Ia menekankan PDIP dan Golkar tak perlu memikirkan NU. 

"Kalau PDIP enak nggak mikirin siapa-siapa yang lain. Golkar enak nggak mikirin siapa," sebutnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya