- VIVA/M Ali Wafa
VIVA - Ketua Presidium Nasional Poros Prabowo-Puan, Andianto, setuju dengan usulan yang menyebut partai politik agar mendeklarasikan koalisi dan calon presiden serta wakil presiden pada Pemilu 2024 sejak awal. Dia menilai ide tersebut memiliki banyak aspek positif.
“Kami sejak dini sudah meminta kepada Partai Gerindra dan PDIP mengajak partai lain juga agar segera mengusung pasangan Prabowo Subianto dan Puan Maharani sebagai pasangan calon presiden dan calon wakil presiden 2024,” kata Andianto saat dihubungi wartawan, Kamis, 9 Desember 2021.
Capres 02 Prabowo Subianto saat kampanye di Solo
- VIVA / Fajar Sodik (Solo)
Pendidikan Politik
Adianto menuturkan pencalonan capres-cawapres lebih awal bisa memberikan pendidikan politik bagi rakyat yaitu mereka dapat memilih pasangan yang paling tepat untuk pemimpin negeri ini ke depan.
Selain itu, ia juga mendorong koalisi parpol segera dibentuk. Jangan di menit akhir pendaftaran capres dan cawapres seperti yang biasanya terjadi.
“Dengan pengumuman pasangan capres-cawapres lebih dini, dapat menghilangkan tradisi politik transaksional,” tutur Adianto.
Bukan Menit Terakhir
Sebelumnya, Ketua Dewan Pimpinan Pusat Partai Keadilan Sejahtera, Mardani Ali Sera, mendorong partai-partai politik berkoalisi dan mendeklarasikan calon presiden di awal bukan di menit-menit terakhir pendaftaran ke KPU seperti yang biasa terjadi. Tujuannya untuk membuat masyarakat lebih memahami para calon pemimpinnya.
“Saya setuju parpol melakukan koalisi dan penjajakan jauh-jauh hari. Sehingga tidak membeli kucing dalam karung,” katanya.
Ubah Peta Dukungan Capres
Sementara itu, pendiri Cyrus Network, Hasan Nasbi, mengungkap faktor yang dapat mengubah peta dukungan capres yaitu koalisi lebih awal antar partai politik dan penentuan calon lebih awal.
"Kalau sudah bungkus (kepastian koalisi dan calonnya) saya yakin orang akan melihat ooh ini yang sudah punya tiket," ujar Hasan.
Namun elit politik kerap menginginkan calon ditentukan di akhir-akhir. Alasannya karena di akhir makin tinggi harga negonya. "Padahal publik menginginkan jauh-jauh hari," kata Hasan.
