Megawati Tulis Pesan ke TPDI, Tim Transformasi Dari PDI ke PDIP

Penyerahan Penghargaan Oleh PDIP ke Anggota TPDI
Sumber :
  • PDI Perjuangan

VIVA – Tim Pembela Demokrasi Indonesia (TPDI) memiliki tempat penting di hati Megawati Soekarnoputri. Juga para kader. Tim inilah yang merumuskan terbentuknya Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan atau yang dikenal sekarang sebagai PDIP.

Megawati Kirim Surat Amicus Curiae kepada MK, Ganjar Sebut Terilhami Sosok Kartini

Maka jelang puncak HUT PDI Perjuangan (PDIP) Ke-49, Ketua Umum Megawati Soekarnoputri menuliskan pesan ke TPDI. Pesan terima kasih, karena telah menjadi bagian dari perjuangannya dan sejarah partai berlambang kepala banteng itu.

Megawati menyampaikan ucapannya itu lewat sebuah tulisan tangan yang dibacakan oleh Sekjen DPP PDIP Hasto Kristiyanto, di hadapan para anggota TPDI, yang digelar di kantor pusat DPP PDIP di Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat, Kamis 6 Januari 2022. Para anggota TPDI yang masih hidup diundang untuk makan bersama sekaligus berdiskusi.

Gibran Ingin Bertemu Semua Lawan Politiknya, Ganjar Bilang Selalu "Open House"

Berikut isi pesan Megawati itu.

Tolong sampaikan ke seluruh anggota Tim Pembela Demokrasi Indonesia. Setiap merayakan HUT PDI Perjuangan, saya selalu merasakan getaran perjuangan penuh keyakinan dan optimisme, serta daya juang yang saat itu ditunjukkan oleh TPDI. Melalui jalur hukum yang ditempuhnya dan dukungan arus bawah yang begitu kuat, PDI akhirnya bertransformasi menjadi PDI Perjuangan. 

Kubu Prabowo Sindir Megawati Tak Tepat Jadi Amicus Curiae di Sidang MK: Dia Pihak Berperkara

Kesetiaan pada jalan hukum, dengan kebenaran moral dan jalan keadilan, serta berkat dukungan dari Tuhan Yang Maha Kuasa, akhirnya PDI Perjuangan berhasil menghadapi berbagai bentuk skenario politik yang dilakukan oleh Pemerintah Orde Baru.

Dari lubuk hati saya terdalam, saya sungguh mengucapkan terima kasih atas segala perjuangan serta dukungan dari TPDI.

Jakarta 6 Januari 2022

Ttd
Megawati Soekarnoputri

Hadir Ketua DPP PDIP Bidang Hukum, HAM dan perundang-undangan, Yasonna Laoly, yang juga Menteri Hukum dan HAM. Jajaran Ketua DPP seperti Djarot Saiful Hidayat, Ahmad Basarah, dan Mindo Sianipar. 
Anggota Komisi III DPR Fraksi PDIP Trimedya Panjaitan juga hadir, yang sekaligus hadir sebagai anggota TPDI. Juga ada anggota DPR Fraksi PDIP Andreas Hugo Pareira.

Sejarah Singkat TPDI

Untuk diketahui, TPDI adalah kumpulan ahli hukum yang pernah membela PDIP dan Ketua Umum Megawati Soekarnoputri dalam kasus 27 Juli 1996 atau yang dikenal dengan Kudatuli. Mereka berani secara terbuka menentang kekuasaan politik rezim Orde Baru. 

Di dalamnya ada para aktivis seperti Petrus Selestinus, Nusyahbani Katjasungkana, Didik Supriyanto, Sugeng Teguh Santoso, Erick S Paat, Erlina Tambunan, Gilbert Silitonga, Pantas Nainggolan, Simeon Petrus, Stefanus Dionysous, Tumbu Saraswati, Berlin Pandiangan, Edi Sadikun, Kaspudin Nor, Firman Akbar, Hasoloan Hutabarat, Netty Saragih, Martin Erwan, Terkelin Brahmana, Saut Pangaribuan. Semua anggota TPDI diundang.

Saat Megawati memimpin PDI saat itu, rezim Orde Baru berusaha menghadangnya. Muncul juga desakan agar putri Bung Karno itu melakukan revolusi. Tetapi yang ditempuh adalah jalur hukum yang juga didukung TPDI.

Akhirnya perjuangan TPDI itu menjadi bagian dari sejarah hingga PDI bertransformasi menjadi PDIP yang segera berusia 49 tahun.

“Ibu Megawati menyatakan TPDI telah mengukir sejarah dengan kekuatan moral dan hukum. Di partai kami pun hal ini diajarkan kepada para kader. Berpolitik harus setia pada jalan hukum. Dengan jalan hukum, PDI Perjuangan berhasil menghindari berbagai skenario Orde Baru saat itu,” jelas Hasto.

Sementara Yasonna Laoly mengatakan, partainya berterima kasih atas dedikasi dan pengorbanan para anggota TPDI.  “Perjuangan memang selalu membutuhkan pengorbanan dan bapak ibu semua telah menunjukkan pengorbanan itu. Tanpa kehadiran bapak ibu, mungkin perjuangan ini takkan jadi sejarah,” kata Yasonna.

“Mungkin kita beda partai sekarang. Namun roh semangat anda kini hidup di diri PDI Perjuangan. Mari bersama-sama, masih banyak tugas kita buat bangsa negara ini, perjuangan yang harus kita lakukan sebagai anak bangsa,” lanjut Yasonna.

Petrus Selestinus, salah satu anggota TPDI berkesempatan untuk menyampaikan sambutannya. Ia menyebut, tugas kebangsaan masih panjang. Terutama menyangkut terorisme dan radikalisme, hingga persoalan intoleransi.

“Maka kita harus tetap waspada dan kita harus bersama-sama berjuang menjaga negara kita. Semoga perjuangan kita tetap bisa sama walau kami tetap independen, tidak menjadi anggota PDIP,” kata Petrus Selestinus.

Hasto mengatakan bahwa pihaknya akan membuat buku khusus mengenai sepak terjang dan perjalanan TPDI sebagai bagian dari sejarah PDIP. Rencananya, buku itu akan dikerjakan oleh sejumlah wartawan senior.

“Tulisan ini nantinya akan menjadi bagian dari sejarah partai dan akan diajarkan dalam sekolah kader PDI Perjuangan,” kata Hasto. PDIP juga menyerahkan piagam penghargaan kepada seluruh anggota TPDI.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya