Politikus Golkar Ini Jadikan Youtube Sarana Hapus Citra Buruk DPR

Anggota DPR RI dari Fraksi Golkar, Dedi Mulyadi.
Sumber :
  • VIVA/Adi Suparman

VIVA – Anggota DPR RI Dedi Mulyadi menganggap media sosial Youtube menjadi salah satu cara jitu untuk menghapus atau memperbaiki citra buruk wakil rakyat. Dia memanfaatkan Youtube untuk tidak hanya mempublikasikan kegiatannya sebagai politikus, melainkan juga sarana untuk mendekatkan diri dengan masyarakat.

Top Trending: Sosok Noni Belanda Jadi Anggota TNI sampai Polisi Beri Mahar Emas Palsu

Aku Youtube politikus Partai Golkar itu, Kang Dedi Mulyadi, telah mencapai 3 juta subscribers. Lebih dari 1.898 rekaman video yang diunggah di akun itu dan total sudah sudah ditonton 623,1 juta kali.

Dalam hanya satu tahun eksis, akun itu mendapat Gold Play Button, penghargaan dari Youtube untuk para pembuat konten video berdasarkan pada jumlah pelanggan. Dedi menilai capaian itu bagian dari perubahan persepsi publik terhadap citra DPR.

Ternyata SYL Pakai Uang Peras Pejabat Kementan untuk Renovasi Rumah dan Perawatan Keluarga

“Jujur saja, selama ini anggota DPR selalu salah di mata publik, tidak pernah ada benarnya. Contohnya, kalau pejabat eksekutif ke luar negeri tidak pernah jadi sorotan, tapi beda dengan anggota DPR. Begitu juga soal gaji, padahal banyak pejabat yang gajinya lebih besar tapi tidak pernah menjadi sorotan,” ujar Dedi kepada VIVA, Senin, 24 Januari 2022.

Rahma Anisa Putri Mengadukan Masalahnya ke Dedi Mulyadi

Photo :
  • VIVA/ Adi Suparman
Eks Ajudan SYL Akui 2 Kali Beri Hadiah Jam Tangan Mahal ke Ketua Komisi IV DPR RI

Menurutnya, aktivitasnya yang dia publikasikan di Youtube menjadi salah satu gambaran penilaian masyarakat menilai sejauhmana kualitas anggota DPR. Dedi mengakui, penilaian selalu salah di masyarakat masih menghantui bagi DPR.

“Bagi saya, ini sebuah kebahagiaan. Dengan 3 juta subscriber, pandangan publik yang selalu mencap anggota DPR negatif, sekarang kinerja saya mendapat respons positif,” katanya.

Dia berdalih tidak membuat secara khusus konten Youtube, melainkan rekaman video atas perjalanan atau aktivitasnya yang kemudiana dia unggah di Youtube. Mulanya sekadar untuk memberitahukan kepada publik tentang aktivitasnya sebagai legislator. 

"Kita sebagai pejabat publik kalau tidak mempublikasikan apa yang dilakukan nanti disangka [atau] dianggap tidak ada kerjaan," ujar Wakil Ketua Komisi IV DPR RI itu.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya