Burhanuddin Kecam Manipulasi Surveinya Demi Masa Jabatan Presiden

Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Wahyu Putro A

VIVA - Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi mengecam pihak-pihak yang menggunakan hasil survei tingkat kepuasan publik terhadap kinerja Presiden Jokowi untuk mendorong agenda perpanjangan masa jabatan presiden.

Elektabilitas Helldy Agustian Moncer di Survei Menuju Pilwakot Cilegon 2024

Peneliti Senior Lembaga Survei Indonesia (LSI) Burhanuddin Muhtadi memberikan pemaparan dalam diskusi Tren Presepsi Publik tentang Demokrasi, Korupsi dan Intoleransi di Jakarta

Photo :
  • ANTARA FOTO/Aprillio Akbar

Dia mengatakan hasil survei justru menunjukkan bahwa tingkat kepuasan terhadap Jokowi tidak berbanding lurus dengan opini publik soal perpanjangan masa jabatan atau penundaan pemilu.

Cetak Sejarah, Claudia Sheinbaum Terpilih Jadi Presiden Perempuan Pertama Meksiko

Responden Dukung Pemilu Sesuai Jadwal

Burhan menuturkan tiga survei yang digelar Indikator pada akhir 2021 memperlihatkan bahwa jumlah yang mendukung pemilu digelar sesuai jadwal konsisten di atas 60 persen. Sedangkan yang mendukung pemilu pada 2027 selalu di bawah 30 persen.

Hasto Duga Pemanggilan Dirinya Sebagai 'Orderan'

"Desember 2021 jelas menunjukkan bahwa mayoritas publik setuju pemilu tetap diadakan pada 2024 meski dalam keadaan pandemi sekalipun. Hanya seperempat warga yang setuju pemilu ditunda hingga 2027 dengan alasan pandemi atau pemulihan ekonomi," tulis Burhan di akun Twitter @BurhanMuhtadi, dikutip pada Sabtu, 26 Februari 2022.

Baca juga: Soal Masa Jabatan Presiden, Pimpinan DPD RI: Hargai Konstitusi

Kurang Setuju Masa Jabatan Presiden Jokowi Diperpanjang

Pada survei Desember 2021, lanjut Burhan, Indikator bahkan memasukkan pertanyaan tentang perpanjangan masa jabatan Presiden Jokowi. Hasilnya, 32,9 persen menjawab kurang setuju dan 25,1 persen tidak setuju sama sekali.

Sedangkan ketika jumlah yang menjawab setuju dan sangat setuju digabungkan, persentase totalnya adalah 35,5 persen.

"Hal ini menunjukkan aspirasi sebagian elite yang menginginkan perpanjangan jabatan presiden hingga 2027 tidak sesuai preferensi mayoritas warga," lanjut Burhan.

Sayangkan Para Elite yang Manipulasi Hasil Surveinya

Burhan menyayangkan tindakan para elite tersebut yang memanipulasi hasil survei untuk memuluskan agenda mereka.

"Saya sudah menjelaskan panjang lebar hasil survei Indikator di media maupun dalam bentuk tulisan. Hal ini penting karena ada sebagian pihak yang mengutip hasil survei kami secara tidak utuh," tuturnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya