Hasto ke Mahasiswa: Wujudkan Pancasila Is The Ultimate World Ideology

Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto
Sumber :
  • Istimewa

VIVA – Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto meminta para mahasiswa Indonesia untuk berani berimajinasi dan memupuk spirit kepemimpinan Indonesia di tingkat dunia. Seperti yang pernah ditunjukkan oleh para founding fathers Indonesia: Soekarno, Hatta, dan para tokoh nasional lainnya.

PDIP Harus Ambil Langkah Taktis jadi Oposisi Prabowo, Jangan Tersandera Hak Angket

“Mahasiswa jangan pernah takut berimajinasi. Semasa masih muda, bangunlah imajinasi dan spirit itu,” kata Hasto Kristiyanto.

Hal itu disampaikan Hasto saat mengisi Kuliah Umum bertema “Indonesia Dalam Geopolitik Global” di aula kampus Universitas Sumatera Utara (USU), Senin, 14 Maret 2022.

Viral Dugaan Pelecehan Seksual Mahasiswa Undip, Korban Curhat Malah Dicekoki Miras

Rektor USU Muryanto Amin memimpin jajarannya yang hadir di acara itu, bersama ratusan mahasiswa yang menjadi peserta. Sementara sejumlah tokoh juga hadir. Diantaranya adalah Anggota DPR RI dari Fraksi PDIP Sofyan Tan dan Deddy Yevri Sitorus. 

Lalu sejumlah kepala daerah dari PDIP seperti Walikota Medan Bobby Nasution, Bupati Serdang Bedagai Darma Wijaya, Wakil Bupati Humbahas Oloan Nababan, Wali kota Gunungsitoli Lakhomizaro Zebua, dan Bupati Batubara Zahir. 

Pendaftaran Ujian Masuk UIN Dibuka Hari Ini

Juga hadir Ketua DPD PDIP Sumut Rapidin Simbolon, Sekretaris DPD PDIP Sutarto, Ketua DPRD Sumut Baskami Ginting. Tampak hadir juga tokoh muda Kota Siantar yang merupakan pendiri Bane Gas Komuniti (Bagak) Bane Raja Manalu.

Hasto yang juga Mahasiswa Program Doktoral Universitas Pertahanan (Unhan) RI itu menjelaskan panjang soal soal Pemikiran Geopolitik Soekarno. 

Hasto menjelaskan pemikiran geopolitik Soekarno bertumpu pada sejumlah prinsip. Pertama, Doktrin geopolitik Indonesia sesuai dengan bunyi pembukaan UUD 1945. Bahwa kemerdekaan ialah hak segala bangsa, maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaaan dan perikeadilan.

Kedua, pemikiran kemerdekaan Indonesia untuk membangun persaudaraan dunia: yang bebas dari imperialisme dan kolonialisme.

Ketiga, menekankan pada supremasi penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk kemanusiaan, pembebasan (kemerdekaan), keadilan dan perdamaian dunia. 

Dan keempat, Geopolitik Indonesia bukan untuk memperluas wilayah, melainkan basis persatuan Indonesia untuk tatanan dunia baru berdasarkan Pancasila.

Apakah prinsip ini masih relevan?

“Geopolitik itu tak pernah berubah. Yang berubah hanya bentuk penguasaan sumber dayanya. Kalau dulu misalnya perebutan komoditas dan sumber daya energi. Sekarang kolonialisme bisa berbentuk kolonialisme data,” kata Hasto.

Kini dunia dihadapkan pada perkembangan geopolitik baru. Ada persoalan Rusia dan Ukraina, kondisi di Timur Tengah, hingga dinamika di Laut Tiongkok Selatan. Maka para mahasiswa Indonesia saat ini perlu mendalami sejarah dan pengalaman sebenarnya yang sudah dilakukan di era Soekarno. Bagaimana para pendiri bangsa Indonesia sudah pernah menunjukkan ke dunia, bahwa Pancasila adalah the ultimate world ideology. 

“Pancasila adalah suatu konstruksi tata dunia baru pasca perang dunia II yang dipelopori oleh Indonesia. Ini yang harus diimpikan mahasiswa Indonesia, 25 tahun ke depan seperti apa. Kalau anda ingin jadi pemimpin masa depan Indonesia, lakukan apa yang dilakukan pendiri bangsa itu. Anda harus memahami national view, regional view, dan international view,” beber Hasto.

“Kampus saatnya menjadi pusat kemajuan, pusat penguasaan ilmu dasar, kebudayaan, pemahaman bahwa kita adalah a great nation,” pungkas Hasto.

Rektor USU Muryanto Amin mengatakan kuliah umum yang disampaikan Hasto mengenai geopolitik Bung Karno membuka arti pentingnya pemahaman ilmu tersebut bagi para mahasiswa Indonesia. Seorang Soekarno yang aslinya berlatar belakang ilmu arsitek, namun juga justru mendalami ilmu geopolitik hingga menjadi Bapak Proklamator bangsa. 

“Kita akhirnya memahami bahwa ternyata geopolitik mempengaruhi apapun yang kita dalami di ilmu-ilmu lainnya. Substansi geopolitik memang substansinya di ilmu sosial. Namun ada keterkaitan semua disiplin ilmu ketika hendak diwujudkan dalam kebijakan,” beber Muryanto.

Kata Muryanto, pihaknya berencana menggelorakan kembali agar ilmu geopolitik masuk menjadi mata kuliah wajib di semua program studi. 

“Ini akan menjadi mata kuliah wajib di program studi lainnya. Sehingga anak kedokteran sekalipun harus memahami geopolitik,” kata Muryanto.

“Ini penting sehingga kita semakin memperkuat keindonesiaan kita dengan keberagaman itu, bukan didominasi satu identitas semata. Generasi ke depan harus memahami keberagaman dan geopolitik Indonesia sehingga kita tak mudah diceraiberaikan oleh pihak yang luar yang berusaha memanas-manasi,” urai Muryanto.

“Anak muda Indonesia saat ini yang akan jadi pemimpin di masa depan harus memahami pentingnya geopolitik Indonesia sehingga ketika saatnya memimpin nanti, bisa menjaga Indonesia yang beragam,” pungkas Muryanto.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya