Foto Erick Thohir di ATM, Politisi PDIP Nilai Masih Batas Kewajaran

Deddy Yevri Hanteru Sitorus, Anggota Komisi VI DPR RI
Sumber :

VIVA – Anggota Komisi VI DPR RI Deddy Yevri Hanteru Sitorus menanggapi keberadaan foto Menteri BUMN Erick Thohir di beberapa mesin anjungan tunai mandiri atau ATM.

Kembangkan Produk Urea dan Amonia, Pupuk Indonesia Gandeng BUMN Brunei BFI

Menurut anggota dari Fraksi PDIP itu, adanya foto Erick pada sejumlah ATM masih wajar. Maka, ia meminta agar tidak perlu menjadi polemik.

"Menurut saya masih dalam batas kewajaran dan etika,” kata Deddy melalui keterangannya, Rabu 18 Mei 2022.

Kapolri Sebut Kedewasaan Politik di 2024 Jauh Lebih Baik Dibanding 2019

Sebab yang dia lihat, foto yang ditampilkan sebagai sosok Erick di mesin ATM tersebut dalam kapasitas sebagai menteri.

“Kecuali penampilan gambar Menteri BUMN itu bernuansa kampanye pilpres seperti yang dilakukan Anies Baswedan sebagai Gubernur DKI dalam program mudik,” ujarnya.

Prabowo Lempar Guyon soal Pers: Kadang-kadang Kalian Meresahkan Pimpinan Politik

Kalau hanya gambar pribadi, menurutnya semua kementerian akan memajang foto para menterinya dalam media komunikasi publik. Bahkan lanjut dia, kepala daerah juga melakukan hal serupa.

“Sepanjang tidak ada aturan atau kepatutan yang dilanggar, harusnya bukan sesuatu yang perlu dipermasalahkan,” jelas anggota dari Daerah Pemilihan Kalimantan Utara itu. 

“Batasnya jelas menurut saya, regulasi dan etika atau kepantasan,” kata Deddy.

Bahwa ada yang mengaitkan dengan kegiatan politik, Deddy mengaku suatu kewajaran. Mengingat Erick Thohir selama ini kerap kali tampil di ruang publik seperti media sosial. Hingga pro dan kontra tersebut dianggapnya sebuah kewajaran.

“Sah-sah saja orang berargumentasi tetapi fundamentalnya adalah apakah ada hukum dan kepatutan yang dilanggar? Itu yang seharusnya jadi perdebatan,” katanya.

Lebih lanjut dikatakannya, Erick juga punya hak politik. Apalagi jabatan menteri adalah jabatan politis sehingga keuntungan politik dari jabatan itu, pasti akan didapatkan.

“Semua terpulang kepada aturan yang ada, sikap Presiden dan apakah sang menteri bisa fokus dalam menjalankan tugas pokoknya,”lanjut Deddy. 

“Kalau tanggung jawabnya sebagai Menteri bisa dilakukan dengan baik, promosi dan aktivitas publik serta media sosial itu tentu akan memberikan manfaat. Tetapi bila publik menganggap gagal, aktivitas dan upaya promosi itu justru akan menimbulkan anti-pati dan reapon negatif publik,” jelasnya.

Terkait kinerja, Deddy tidak menampik kalau kinerja Erick Thohir lumayan baik. Apalagi beberapa terobosan yang diambilnya. Seperti merger usaha mikro yang banyak membantu masyarakat bawah. 

“Kita lihat BUMN juga berkinerja baik dalam penanganan pandemi, pemulihan ekonomi nasional serta transformasi bisnis beberapa BUMN dan penanganan BUMN bermasalah. Erick Thohir, selain memiliki leadership yang kuat, juga punya dream team yang kuat dalam sosok dua Wakil Menteri yang mumpuni,” tambah Deddy.

Walau demikian, bukan berarti apa yang dikerjakan seratus persen baik. Menurutnya, masih banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan di BUMN,. Ia mencontohkan masalah Garuda Indonesia yang harus dibenahi secara tuntas, penyehatan BUMN Karya, memacu kinerja holding pangan dan penyehatan BUMN yang bermasalah. 

“Dan yang paling penting serta ditunggu oleh publik adalah langkah-langkah kongkrit transformasi BUMN untuk dapat rebound pasca pandemi COVID-19,” katanya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya