PKS: Cara Pandang Singapura ke UAS Sarat Nuansa Islamofobia

Anggota Fraksi PKS di DPR Bukhori Yusuf.
Sumber :
  • Dok. PKS

VIVA – Anggota DPR RI Fraksi PKS Bukhori Yusuf prihatin dengan insiden Ustaz Abdul Somad (UAS) yang ditolak masuk oleh Pemerintah Singapura. Bukhori menghormati hak otoritas Singapura untuk menerima atau melarang kedatangan warga negara asing yang memasuki wilayah kedaulatannya.

Berasa di Curug, Emak-emak Indonesia Gelar Tikar dan Makan Lesehan di Bandara Changi

Namun, menurutnya alasan Singapura melarang UAS masuk ke wilayahnya karena yang bersangkutan dianggap penceramah ekstremis patut disesalkan.  

"Kami menganggap pernyataan tersebut sebagai tuduhan yang serius dan sensitif bagi umat Islam. Padahal, UAS dikenal sebagai cendekiawan muslim yang memiliki pengaruh besar dan dihormati karena ceramahnya dapat diterima secara luas oleh masyarakat Indonesia, bahkan kawasan," kata Bukhori dalam keterangannya, Kamis 19 Mei 2022.

10 Negara Paling Bahagia di Asia, Indonesia Peringkat Berapa?

Dia menyinggung UAS yang pernah dapat penghargaan gelar kehormatan (Honoris Causa) dari International Islamic University College Selangor Malaysia pada 24 Januari 2022. Gelar tersebut diberikan karena UAS dinilai punya peranan terhadap bidang dakwah Islam. Pun, ceramahnya juga dianggap tidak pernah menimbulkan kontroversi.

Baca Juga: Alasan Pemerintah Singapura Tolak UAS, dari Ekstrimis Sampai Jin Kafir

PM Singapura Lee Hsien Loong Mundur dari Jabatan, Ini Sosok Penggantinya

Kemudian, UAS juga pernah dapat gelar profesor tamu di Universiti Islam Sultan Sharif Ali (UNISSA) Brunei Darussalam pada Januari 2020. UAS dianggap sukses jadi pendakwah yang produktif menerbitkan buku sekaligus memberikan pencerahan atas persoalan umat Islam. 

"Reputasinya sebagai ulama yang bersikap positif sekaligus intelektual yang memiliki sumbangsih terhadap dakwah Islam. Dan, penyelesaian problematika umat Islam juga telah diakui oleh Malaysia dan Brunei Darussalam," jelas Bukhori.

Bukhori juga menyayangkan cara pandang Pemerintah Singapura terhadap UAS yang sarat dengan nuansa Islamofobia. Sebab, Singapura mengaitkan UAS dalam kedudukannya sebagai pendakwah Islam dengan terminologi kekerasan dan ekstremisme tanpa dasar pembuktian yang kuat. 

"Terkait alasan penolakan UAS tidak disampaikan secara utuh dan bertentangan dengan fakta sebenarnya. Sehingga persepsi yang terbentuk adalah pencekalan terhadap UAS sebagai bentuk ekspresi Islamofobia," ujar Bukhori

Padahal, kata Bukhori, Islamofobia adalah bentuk diskriminasi yang saat ini secara masif sedang diperangi banyak negara di dunia. "Ini dibuktikan dengan keputusan PBB untuk menetapkan tanggal 15 Maret sebagai Hari Anti Islamofobia," lanjut Ketua DPP PKS tersebut.  

Kemudian, ia mendorong Pemerintah Indonesia bisa membela harga diri warga negaranya yang dilecehkan. Caranya dengan menyampaikan protes dan menuntut permintaan maaf Pemerintah Singapura atas pandangan negatifnya terhadap UAS. 

"Kami menghargai sikap mereka untuk menolak. Akan tetapi, kami tidak bisa menerima pernyataan mereka yang tidak sesuai dengan fakta sebenarnya sehingga menyakiti hati umat Islam. Sebab itu, kami meminta pernyataan itu segera dicabut," ujarnya.


 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya