Makna Ganda Pernyataan Jokowi 'Ojo Kesusu' Soal Capres

Presiden Jokowi.
Sumber :
  • Biro Pres dan Media Istana Kepresidenan.

VIVA - Pengamat komunikasi politik Universitas Esa Unggul Jamiluddin Ritonga, menilai pernyataan Presiden Joko Widodo ojo kesusu soal Pilpres kepada Projo bermakna ganda. Pesan tersebut bisa jadi untuk menjaga jarak soal siapa yang akan didukung Jokowi pada Pilpres 2024.

MK Sebut Total Ada 33 Pengajuan Amicus Curiae, Hanya 14 yang Didalami Hakim

Jokowi menyampaikan terkait hal ini saat memimpin rapat terbatas bersama para me

Photo :
  • YouTube/sekretariat presidenan

Sikap Paling Aman

Sekjen Gerindra Sebut Syarat Utama Bakal Calon Menteri Kabinet Prabowo-Gibran 

"Jokowi ingin menunjukan dirinya belum mendukung siapa pun capres pilihannya. Sikap tersebut paling aman bagi Jokowi agar tidak bersinggungan dengan PDIP, khususnya Megawati Soekarnoputri," kata Jamiluddin, Senin, 23 Mei 2022.

Menurut Jamiluddin, Jokowi tetap menginginkan dukungan dari Megawati agar kabinet yang dipimpinnya tidak goyah hingga 2024. Jangan sampai PDIP justru menarik diri akibat perbedaan sikap dalam hal memilih capres.

Survei LSI: Tingkat Kepuasan Publik pada Jokowi Naik 76,2 Persen

"Sulit dibayangkan soliditas partai koalisi pendukung pemerintah akan tetap kokoh bila PDIP menarik diri. Jokowi dipastikan tidak ingin hal itu terjadi karena akan membahayakan pemerintahannya," ujarnya.

Baca juga: LSI: Kepuasan Publik Terhadap Kinerja Presiden Jokowi Stagnan

Bikin PDIP Kurang Berkenan

Karena itu, kecil kemungkinan Jokowi memberi sinyal memberi dukungan kepada Ganjar Pranowo pada Pilpres 2024 dalam pertemuan dengan Projo. Sebab, cost politiknya terlalu mahal bagi Jokowi.

Namun demikian, kata Jamiluddin, pernyataan Jokowi itu tampaknya membuat PDIP kurang berkenan. Sebab, pernyataan itu sebetulnya tak perlu disampaikan dalam acara seperti itu.

Selain karena memang bermakna ganda, juga sebagai presiden selayaknya tak perlu menyatakan dukungannya secara terbuka.

"Presiden harus mengayomi dan independen bagi semua elemen masyarakat. Hal itu dapat dilakukannya bila ia tidak mendukung salah satu capres," ujarnya.

Sikap demikian sudah ditunjukkan Susilo Bambang Yudhoyono pada Pilpres 2014. Ia netral tanpa mendukung Jokowi atau Prabowo Subianto.

Jamiluddin mengatakan pada saat seperti ini akan terlihat apakah Jokowi merupakan seorang politisi ataukah negarawan.

"Kalau dia politisi, tentu ia akan mendukung salah seorang capres. Sebaliknya, bila ia negarawan, tentu ia akan memilih netral," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya