Pengamat: Jokowi Memiliki Infrastruktur Politik yang Bisa Digerakkan

Direktur Riset SCG Arif Budi Santoso.
Sumber :
  • VIVA/Nur Faishal

VIVA – Presiden Joko Widodo mendapatkan apresiasi karena dinilai mengesampingkan urusan politik dalam konteks Pemilu 2024 dan mengutamakan pemulihan ekonomi pascapandemi Covid-19. Hal itu diungkapkan Jokowi saat membuka Rakernas V 2022 Relawan Pro Jokowi (Projo) di Magelang, Jawa Tengah, Sabtu kemarin.

Tony Blair Ucapkan Selamat ke Prabowo Usai Menang Pilpres: Fantastis!

Apresiasi tersebut di antaranya datang dari lembaga riset politik Surabaya Consulting Group (SCG). Direktur Riset SCG Arif Budi Santoso mengatakan, langkah Jokowi tersebut menunjukkan bahwa mantan Gubernur DKI Jakarta itu adalah seorang negarawan karena melangkah berdasarkan urusan prioritas atau urgensi kebangsaan, bukan sekadar urusan perebutan kekuasaan.

“Kita perlu mengapresiasi Presiden Jokowi yang menempatkan urusan politik di belakang urusan pandemi dan pemulihan krisis ekonomi. Ini adalah sikap negarawan,” ujar Arif kepada wartawan pada Minggu, 22 Mei 2022.

TKN Imbau Pendukung Prabowo-Gibran Tak Gelar Aksi Saat Sidang Putusan Sengketa Pilpres

Presiden Joko Widodo di depan Aparatur Desa se Indonesia.

Photo :
  • Biro Pers, Media dan Infomasi Sekretariat Presiden

Dia menambahkan, terkait arah dukungan politik, bisa dibaca dari pidato Jokowi dalam momen Rakernas Projo bahwa Presiden sedang melakukan pemetaan politik. Jokowi, kata Arif, sedang mengirim sinyal dukungan namun dengan sikap hati-hati yang memberi ruang penafsiran sangat luas.

Pemilu di AS dan Eropa Diprediksi akan Pengaruhi Iklim Investasi Indonesia

“Meskipun secara semiotika jelas, Jokowi saya kira cukup taktis dengan mengucapkan kode ‘meskipun mungkin yang kita dukung hadir di sini’. Tetapi tidak boleh terburu-buru. Kata Pak Jokowi, ojo kesusu, harap sabar,” ujar Arif.

“Jokowi mengirim pesan tetapi dengan pembatasan-pembatasan, yaitu dengan memakai kata ‘mungkin’, ‘hadir di sini’, dan ‘ojo kesusu’. Ini bahasa-bahasa yang membuka peluang penafsiran dukungan kepada sosok yang hadir di lokasi seperti Ganjar Pranowo, namun di saat yang sama menutup kemungkinan bahwa sikap Jokowi sudah final. Inilah hebatnya Pak Jokowi,” ujarnya.

Arif memaparkan, sebagai sosok berlatar belakang Jawa, perilaku politik Jokowi yang hati-hati tersebut bisa jadi merujuk pada ungkapan ‘alon-alon waton kelakon’. “Filosofi ini menyampaikan pesan tentang kehati-hatian dan waspada agar segala asa bisa terwujud,” ujar Arif.

“Artinya Pak Jokowi sedang melakukan pemetaan politik terhadap siapa calon-calon yang bisa meneruskan program yang telah dia rintis. Dalam proses pemetaan itulah, calon yang bisa memberi kepastian sevisi dengan program Jokowi bisa mendapat dukungan dari beliau,” imbuhnya.

Terkait signifikansi dukungan Jokowi kepada salah seorang calon, menurut Arif, cukup besar. Sosok Jokowi masih digemari mayoritas rakyat. Tingkat kepuasan kepada Jokowi, meskipun fluktuatif di masa pandemi, relatif masih cukup tinggi di kisaran 70 persen.

“Jokowi juga pastinya memiliki infrastruktur politik, termasuk para relawan, yang bisa digerakkan. Siapa pun calon yang didukung Jokowi ibaratnya sudah selangkah lebih maju dalam kontestasi dibanding kompetitornya,” pungkas Arif.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya