Polmatrix: Elektabilitas Nasdem Merosot hingga di Bawah Ambang Batas

Ketum Partai Nasdem Surya Paloh saat Rakernas 2022.
Sumber :
  • VIVA/Andrew Tito

VIVA – Direktur Eksekutif Polmatrix Indonesia Dendik Rulianto menyebutkan bahwa terjadi penurunan elektabilitas Partai Nasdem hingga di bawah ambang batas parlemen 4 persen, dari 5,1 persen pada survei Polmatrix, 11-20 Maret 2022, menjadi 3,8 persen.

Bobby Nasution akan Jalin Komunikasi dengan NasDem dan PKB untuk Pilgub Sumut

"Setelah mengusung Anies sebagai salah satu capres (calon presiden), elektabilitas Nasdem merosot hingga di bawah ambang batas parlemen," kata Dendik dalam keterangannya di Jakarta, Minggu, 26 Juni 2022.

Menurut Dendik, pilihan Nasdem sebetulnya sangat rasional mengingat figur Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menjadi alternatif bagi sebagian publik Indonesia.

Kantongi Surat Tugas Maju Pilgub, Bobby Nasution: Tak Perlu Daftar Lagi ke Golkar Sumut

Awalnya, arah dukungan Nasdem kepada Anies memang memberi insentif elektoral, seperti yang tergambar pada tingginya elektabilitas sejak Desember 2021. Akan tetapi, ketika dukungan resmi diberikan oleh Nasdem, elektabilitas partai ini justru mengalami penurunan tajam.

Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh ditemui Ahmad Syaikhu dan elite PKS.

Photo :
  • VIVA.co.id/Andrew Tito
Ogah Usung Anies di Pilgub Jakarta, Gerindra: Kita Punya Jagoan Lebih Muda dan Fresh

Ketua Umum Nasdem Surya Paloh pernah mengusulkan duet Anies-Ganjar untuk mengakhiri polarisasi di tengah masyarakat. Tetapi hal itu sangat bergantung pada koalisi yang terbangun dengan partai-partai lain, terlebih Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo masih terikat sebagai kader PDIP.

Posisi unggul elektabilitas partai politik masih ditempati oleh PDIP dengan elektabilitas 17,8 persen, disusul Gerindra sebesar 12,4 persen. Selanjutnya terdapat PKB (8,8 persen), Demokrat (8,5 persen), Golkar (7,3 persen), PSI (5,4 persen), dan PKS (5,1 persen). Dengan demikian, hanya tujuh partai politik yang elektabilitasnya berada di atas ambang batas 4 persen.

"Nasdem masih harus membuktikan apakah pencapresan Anies tidak mengancam semangat restorasi yang diusung," ucap Dendik.

Sejauh ini, partai-partai yang lain belum secara resmi mengajukan nama capres, termasuk Koalisi Indonesia Bersatu (KIB). "Selain Golkar, dua anggota KIB masih di bawah ambang batas, yaitu PPP (2,6 persen) dan PAN (1,6 persen)," ujar Dendik.

Prediksi terhadap munculnya poros koalisi berangkat dari suara yang diraih pada pemilu 2019 maupun peta dukungan saat ini. Di luar partai-partai tersebut, tersisa partai-partai kecil maupun yang baru dibentuk untuk mengikuti pemilu 2024.

Elektabilitas tertinggi masih di kisaran 1 persen, yaitu Partai Ummat (1,4 persen), Gelora (1,2 persen), dan Perindo (1,0 persen). Lainnya adalah Hanura (0,6 persen), PBB (0,3 persen), PKPI (0,1 persen), dan Berkarya (0,1 persen).

Garuda dan Masyumi Reborn nihil dukungan, sedangkan partai-partai lainnya hanya mendapat dukungan 0,9 persen. Di sisi lain, masih terdapat 21,3 persen yang menyatakan tidak tahu/tidak jawab.

Survei Polmatrix Indonesia pada tanggal 16-21 Juni 2022 terhadap 2.000 responden mewakili 34 provinsi. Metode survei adalah multistage random sampling (acak bertingkat) dengan margin of error survei sebesar 2,2 persen dan pada tingkat kepercayaan 95 persen.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya