- VIVA.co.id/Andrew Tito
VIVA – Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh mengatakan lebih baik tidak ada penyelenggaraan pemilihan umum (pemilu) apabila pesta demokrasi itu mengakibatkan perpecahan bangsa Indonesia.
"Lebih baik tidak ada pemilu jika itu memberikan konsekuensi pada perpecahan bangsa ini," kata Surya Paloh usai meresmikan kantor Partai Nasdem Provinsi Aceh di Banda Aceh, Senin, 27 Juni 2022.
Penyelenggaraan pemilu serentak pada tahun 2024 telah dijadwalkan untuk dilaksanakan, sehingga proses itu harus diikuti karena merupakan amanah dari konstitusi. "Tapi, saya katakan sebagai Ketua Umum Nasdem, untuk apa buat pemilu kalau bangsa ini harus terpecah?" tegasnya.
Menurut dia, pemilu harus dilaksanakan dengan syarat semua pihak yang terlibat menghormati perhelatan pesta demokrasi tersebut, menjaga keutuhan, serta merawat kesatuan dan persatuan bangsa Indonesia. Karena alasan itu, dia mengajak masyarakat untuk mengambil pelajar dari pemilu sebelumnya agar kualitas pemilu ke depan jauh lebih.
Harus diakui, katanya, pemilu tahun 2019 meninggalkan kesedihan, kepedihan, dan luka di hati sebagian masyarakat Indonesia, bahkan menimbulkan trauma. Menurutnya, perpecahan terjadi tidak hanya di kalangan masyarakat, melainkan hingga di lingkungan keluarga.
Maka, menurutnya, semua pihak harus memetik pelajaran dari apa yang sudah terjadi sebelumnya. "Praktik polarisasi, pendiskreditan telah membawa ujaran yang tidak membesarkan hati, bahkan mengadu domba. Ini tidak boleh terulang," katanya.
Dia meminta semua pihak dapat memiliki misi dan tanggung jawab serupa, baik partai maupun peserta pemilu legislatif harus mendorong pemilu lebih baik dan berkualitas, bukan merasa hebat atau paling benar sendiri.
"Posisi saat ini yang dibutuhkan bangsa, kelompok manapun itu, buang. Mari bersama membangun Indonesia," ujarnya. (ant)