NU Sebut Kunjungan Jokowi ke Ukraina 'Bukan Misi Biasa'

Presiden Jokowi dan Iriana berangkat dengan kereta menuju Ukraina.
Sumber :
  • Biro Pres dan Media Istana Kepresidenan.

VIVA – Wakil Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (NU) Rahmat Hidayat Pulungan mengajak masyarakat Indonesia, khususnya warga Nahdiyin, untuk mendoakan dan mendukung Presiden Joko Widodo dalam mendamaikan dua negara yang tengah berkonflik, yaitu Ukraina dan Rusia.

AS Gelontorkan Lagi Rp 420 Triliun Lebih untuk Perang Israel di Gaza

"Saat ini Pak Jokowi tengah dalam perjalanan dari Polandia menuju Kiev, Ukraina, negara yang tengah berperang dengan Rusia. Ini bukan misi biasa, tapi misi besar, misi mulia, yaitu perdamaian dunia. Harus kita doakan dan dukung agar upaya ini berhasil,” kata Rahmat Hidayat Pulungan dalam keterangannya yang diterima di Jakarta, Rabu, 29 Juni 2022.

Upaya ini tidak mudah, ia melanjutkan, oleh karena itu keberanian Presiden Jokowi patut mendapatkan doa dan dukungan dari seluruh masyarakat Indonesia.

JK Sebut Golkar Partai Terbuka, Tak Masalah Jika Jokowi-Gibran Gabung

Presiden Jokowi dan ibu negara Iriana tiba di Polandia

Photo :
  • Biro Setpres RI

Rahmat mengatakan bahwa kini, ekonomi dunia tengah terguncang dan banyak negara yang bangkrut hingga mengalami inflasi yang dalam.

Moeldoko: Otonomi Daerah Harus Lanjutkan Pembangunan Visi Jokowi

Guncangan ekonomi tidak hanya menimpa negara berkembang, tetapi juga menimpa negara maju, Amerika Serikat hingga negara-negara di Eropa. Masalah ekonomi bukan hanya COVID-19, melainkan juga permasalahan yang muncul akibat perang Rusia-Ukraina yang mengakibatkan pasokan energi dunia terganggu.

“Ini bisa mengakibatkan ancaman kemiskinan dan kelaparan bagi miliaran penduduk dunia, utamanya di negara-negara berkembang," ucap Rahmat.

Oleh karena itu, misi yang saat ini diemban oleh Presiden Jokowi bukan hanya misi Indonesia, melainkan kehendak miliaran masyarakat dunia agar terhindar dari ancaman kelaparan dan kemiskinan.

Apa yang dilakukan Jokowi, tutur Rahmat melanjutkan, dalam mendamaikan dunia merupakan cita-cita luhur pendiri Indonesia saat kemerdekaan, dan tujuan politik luar negeri Indonesia.

"Perang itu melelahkan, menghancurkan semua yang sudah dibangun dan membuat masa depan semakin suram dan berat untuk kita jalani," kata Rahmat. (ant)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya