Parpol Mulai Penjajakan Koalisi, ke Mana Arah Partai Non Parlemen?

Bendera partai-partai politik. (Ilustrasi)
Sumber :
  • Antara/ Fanny Octavianus

VIVA – Partai-partai di parlemen atau yang lolos parlementery threshold (PT), saat ini tengah membangun komunikasi politik dalam persiapan Pilpres 2024. Lalu, ke mana suara partai-partai non-parlemen? Gabungan partai ini memiliki total 9,7 persen suara.

Nasdem dan PKS Diskusi Ikut Koalisi atau Oposisi, Surya Paloh: Masih Dikaji, Belum Final

Di saat partai-partai yang lolos DPR melakukan konsolidasi jelang 2024, partai non-parlemen pun melakukan hal sama. Bahkan mereka mengingatkan, agar partai-partai yang lolos PT tersebut tidak meremehkan mereka.

Koordinator Jubir Partai Perindo, Heri Budianto menjelaskan, hingga saat ini mereka sebagai partai-partai non-parlemen masih aktif melakukan konsolidasi. Membangun kekuatan dengan jumlah suara 9,7 persen tersebut.

Bamsoet Dukung Prabowo-Gibran Rangkul Parpol di Luar KIM Demi Indonesia Emas

"Kami ingin menyampaikan ke partai-partai parlemen yang saat ini tengah menggagas koalisi, jangan pernah meninggalkan partai non-parlemen karena kekuatannya signifikan," jelas Heri kepada VIVA, Kamis 30 Juni 2022.

Partai-partai non-parlemen yang ikut Pemilu 2019 lalu seperti Perindo, Partai Hanura, PSI, Partai Berkarya, PBB, PKP dan Partai Garuda.

Ahmad Syaikhu: PKS dan Nasdem Siap Bersama-sama Membangun Negeri Ini Lebih Baik

Heri yang juga Ketua DPP Perindo Bidang Politik itu menjelaskan, mereka yang ada di luar parlemen masih aktif terus berkonsolidasi. Keputusan untuk menentukan akan berlabuh ke koalisi yang mana, belum bisa diputus dalam jangka dekat ini.

"Sampai hari ini kita belum menentukan sikap terhadap koalisi yang ada, karena masih terlalu dini untuk itu, masih cair," kata Heri.

Pihaknya menilai, belum ada pengerucutan pada arah koalisi yang permanen. Walau beberapa koalisi seperti KIB yang digagas PAN, Golkar dan PPP, sudah membuka diri ke partai-partai non-parlemen.

Penentuan akan berlabuh ke arah koalisi mana, juga akan melihat siapa capres yang diusung. Sebab Heri menekankan, mereka percaya dengan teori efek ekor jas atau coattail effect. Dimana kandidat yang diusung akan berpengaruh pada perolehan suara partai.

"Sosok capres dan cawapres itu merupakan hal yang sentral yang penting di dalam masuk dalam kubu koalisi," jelasnya.

Hingga saat ini, arah koalisi partai politik masih cair. Baru KIB yang memastikan membangun koalisi permanen untuk Pilpres 2024. Beberapa lainnya seperti Gerindra dengan PKB, maupun poros yang dibangun Nasdem, masih belum ada kata sepakat.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya