Survei LSN, Publik Tak Suka Capres Seolah Merakyat di Medsos

Ilustrasi media sosial.
Sumber :
  • U-Report

VIVA – Direktur Eksekutif Lembaga Survei Nasional (LSN), Gema Nusantara Bakry mengatakan masyarakat tidak ingin memilih seorang pemimpin yang suka pencitraan. Apalagi bermain media sosial hanya untuk mendapat simpati lantaran ingin maju di Pilpres 2024

Akibat Rem Mendadak, Pengendara Motor Tabrak Pikap hingga Terjungkal

Dia mengatakan, hasil survei lembaga yang dipimpinnya tersebut menunjukkan kalau publik mendambakan seorang calon presiden yang memiliki kapabilitas dalam mengatasi masalah bangsa.

“Dengan kata lain, publik menginginkan seorang pemimpin yang bekerja keras dan mencari solusi untuk Indonesia, bukan calon presiden yang aktif bermedia sosial dan mencitrakan dirinya seolah-olah pemimpin merakyat,” kata Gema melalui keterangan virtual pada Jumat, 15 Juli 2022.

Viral di Media Sosial Tawuran Brutal Antar Pelajar, 3 Pelaku Terancam Hukuman Penjara 10 Tahun

Dari sejumlah masalah nasional yang ada saat ini, kata dia, yang paling mendesak untuk diselesaikan oleh pemerintah yaitu persoalan ekonomi. Misalnya harga sembako 27,7 persen; masalah minyak goreng 12,5 persen; masalah lapangan kerja 9,4 persen; masalah kenaikan harga BBM 9,1 persen dan lain-lain.

Sementara, kata dia, ketika responden ditanyakan mengenai kompetensi apa yang paling utama harus dimiliki oleh capres pada Pemilu 2024, dia mengatakan sebanyak 47,6 persen menyebut kompetensi dibidang ekonomi.

JK Sebut Golkar Partai Terbuka, Tak Masalah Jika Jokowi-Gibran Gabung

“Masalah-masalah ekonomi merupakan masalah paling mendesak yang perlu diselesaikan oleh pemerintah dalam waktu dekat,” ujarnya.

Survei LSN ini dilakukan pada 10 sampai 24 Juni 2022 di 34 provinsi seluruh Indonesia. Populasi dari survei ini adalah seluruh warga Indonesia yang telah berusia 17 tahun atau memiliki kartu tanda penduduk (KTP).

Adapun jumlah sampel sebesar 1.500 responden diperoleh melalui teknik pengambilan secara acak bertingkat atau multistage random sampling. Kemudian, margin of error kurang lebih 2,53 persen pada tingkat kepercayaan sekira 95 persen dan pengumpulan data teknik wawancara tatap muka.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya