AHY: Berapa pun Jumlah Poros di Pemilu Bisa Timbulkan Prahara

Ketum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY)
Sumber :
  • VIVA/M Ali Wafa

VIVA Politik - Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY berharap dengan dilaksanakannya Pemilu 2024 bisa menghadirkan kepemimpinan. Selain itu, hasil Pemilu 2024 bisa makin membawa perubahan dan kebaikan ke arah yang lebih baik. 

Gibran Bantah Presiden Jokowi Gabung Golkar

Menurut dia, hal itu bukan merupakan keniscayaan tetapi juga amanah sejarah, lintas generasi, lintas kepemimpinan. Dia mengatakan jumlah poros koalisi di Pemilu bukan masalah kalau tak menilik sumber persoalan.

“Sebetulnya bukan masalah dua atau tiga poros lebih baik, atau berapa pun jumlahnya. Karena pada akhirnya kalau kita tidak melihat sumber masalah. Maka berapa pun jumlah poros, siapapun yang mengikuti pemilu, maka bisa menimbulkan prahara sekaligus polarisasi,” kata AHY dalam keterangannya, Selasa, 2 Agustus 2022. 

MK Sebut Hakim Arsul Sani Bisa Tangani Sengketa Pileg PPP

AHY menilai ada tiga permasalahan demokrasi di Tanah Air. Pertama, terkait money politics. Dia mengimbau generasi muda untuk bisa sama-sama mengawal Pemilu 2024 agar tak terjadi eksploitasi politik uang.

“Mari kita sama-sama kawal pemilu ini agar tidak terjadi eksploitasi politik uang yang berlebihan, vote buying. Ini bahaya, karena hanya mereka yang memiliki uang akhirnya, yang bisa menguasai politik dan pada akhirnya mengawaki negara kita," ujar AHY. 

Isu Partai Rival Gabung Dukung Prabowo, Sangap Surbakti Khawatir Bisa Jadi Duri dalam Daging

Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) beri penghargaan ke SBY.

Photo :
  • Dok. Demokrat

Dia menyebut yang kedua permasalahannya menyangkut politik identitas. AHY menyampaikan politik identitas bukan sesuatu yang baru karena sejak dulu sudah ada.

"Tetapi jika dieksploitasi secara berlebihan, politik agama, suku, ras dan identitas lainnya, maka ini berbahaya. Ini hanya menimbulkan perpecahan di antara kita dan sentimen itu akan diteruskan ke generasi selanjutnya, anak cucu kita, cost-nya terlalu tinggi,” tutur AHY. 

Lebih lanjut, ia menyinggung persoalan yang ketiga adalah politik fitnah, hoax, black campaign hingga fake news.

“Ini juga selalu menjadi masalah bersama, serta kita tenggelam dalam tsunami informasi dan sekaligus disinformasi," lanjut AHY. 

Maka itu, ia mengajak semua masyarakat untuk melawan itu semua perilaku tersebut. Kata dia, perilaku tersebut tak bisa dibiarkan karena akan membuat bangsa akan hancur. 

AHY menyinggung keberadaan buzzer-buzzer yang akan meruntuhkan persatuan.

"Kalau kita berkomitmen semua itu, dua pasang, tiga pasang, empat pasang, atau berapa pun, Indonesia tidak akan pecah, dan pemilu kita berkualitas dan Indonesia akan semakin maju ke depan,” katanya. 

Kemudian, ia menyampaikan komitmennya untuk mencegah polarisasi saat Pemilu 2024 nanti. 

“Kita harus terus membangun literasi politik. Sama seperti yang lain, terutama bagi generasi muda, jumlahnya semakin besar," sebut AHY.

Dia memperkirakan milenial ditambah generasi Z termasuk pemilih pemula akan berada di komposisi 60 persen dari total jumlah pemilih di 2024. "Jumlahnya besar, mereka yang paling aktif, dan mereka yang paling dinamis, termasuk di dalam ruang digital democracy," tutur AHY. 

Menurut AHY, generasi muda Indonesia saat ini makin memiliki kecerdasan dalam berpolitik dan berdemokrasi. 

Dia mengatakan dari hasil survei terakhir, antusiasme anak-anak muda meningkat, untuk mengikuti Pemilu 2024. AHY berharap antusiasme tersebut bukan didasari oleh politik uang, politik identitas dan politik fitnah.

Namun, menurutnya karena ingin jadi motor perubahan dan perbaikan menuju Indonesia yang lebih baik di masa depan. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya