Anies: Bila Muncul Rasa Takut, Kualitas Demokrasi Kita Bergeser

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan saat soft lauching Stadion JIS
Sumber :
  • Facebook Anies Baswedan

VIVA Politik – Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengingatkan kepada media mengenai pentingnya menjaga objektivitas untuk mempertahankan kepercayaan publik terhadap demokrasi.

Ada Konflik di Timur Tengah, Bos BI Pede Ekonomi RI Tetap Kuat

"Kami berharap media menjaga, tadi banyak disebut kata independensi, tetapi yang tidak disebut dari tadi adalah satu kata objektivitas. Untuk membangun trust (percaya), diperlukan objektivitas. Itu kata kunci," kata Anies dalam acara Temu Tokoh Nasional yang diselenggarakan oleh Forum Pemred pada peringatan Hari Ulang Tahun Ke-10 Forum Pemred di Hotel Raffles, Jakarta, Jumat, 6 Agustus 2022.

Anies berpandangan bahwa kepercayaan merupakan pilar demokrasi, sedangkan rasa takut adalah pilar otoriter. Oleh karena itu, penting bagi media untuk membangun kepercayaan, bukan rasa takut.

Pidato Lengkap Prabowo Subianto Usai Ditetapkan sebagai Presiden Terpilih

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

Photo :
  • ANTARA/Dewa Ketut Sudiarta Wiguna

"Bila muncul rasa takut dalam demokrasi, berarti kualitas demokrasi kita bergeser. Oleh karena itu, kita harus jaga dan kita menyaksikan banyak negara demokrasi tumbang karena rasa takut hilang," ujar Anies.

Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran di KPU, Anies Ungkit Pilpres 2024 Banyak Catatan

Selain itu, Anies juga menegaskan bahwa media memiliki peran untuk menjaga agar ruang perdebatan itu selalu ada.

Menurut dia, ruang perdebatan untuk memastikan bahwa terdapat kesetaraan kesempatan untuk bertukar gagasan dan bertukar pikiran demi mencapai tujuan yang sama. "Tujuannya apa? Diingatkan sekali lagi, menghadirkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia."

Ilustrasi pemungutan suara saat pemilu.

Photo :
  • ANTARA FOTO/Widodo S. Jusuf

Anies berpendapat bahwa tidak selamanya polarisasi itu adalah konflik, dan tidak selamanya polarisasi itu adalah perpecahan. "Ada urutannya: perbedaan pandangan menghasilkan polarisasi, polarisasi bisa friksi, friksi bisa menuju pada konflik, konflik baru perpecahannya, jadi ada fasenya," katanya.

Sering kali, kata dia, masyarakat melihat perbedaan pandangan langsung buru-buru menyimpulkan perpecahan. Sebab, perpecahan merupakan dampak akhirnya, setelah mengalami polarisasi, friksi, dan konflik.

Dia menegaskan pentingnya untuk menjaga persatuan dengan memberikan rasa keadilan karena akan sulit untuk membangun persatuan dalam ketimpangan, sulit membangun persatuan dalam ketidaksetaraan.

"Bila media menjadi wahana untuk memberikan kesetaraan gagasan, kesempatan, saya yakin rasa kebersamaan muncul, persatuan akan bisa muncul," kata Anies. (ant)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya