Kelanjutan IKN, Bamsoet Singgung PPHN Tak Ganggu Sistem Presidensial

Ketua MPR RI Bambang Soesatyo saat memimpin sidang tahunan MPR 2022
Sumber :
  • YouTube Sekretariat Presiden

VIVA Politik - Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Bambang Soesatyo atau Bamsoet membuka sidang tahunan MPR 2022. Bamsoet dalam pidato pembukaannya menyampaikan perlu peta jalan pembangunan yang lebih siap diandalkan.

Bakal Hijrah ke IKN, Presiden Prabowo dan Wapres Gibran Pakai Mobil Dinas Listrik?

Menurut dia, pentingnya jalan pembangunan agar bisa menjamin ketahanan nasional. Hal ini menyangkut kesanggupan untuk merealisasikan visi dan misi Negara Kesatuan Republik Indonesia. 

Dengan demikian, ia menyebut jalan pembangunan itu bisa menjamin kesinambungan pembangunan. Kata dia, tanpa bergantung pada momen elektoral lima tahunan. Dia pun menyinggung proyek pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kalimantan Timur.

Pontianak Siapkan 1.215 Formasi Calon ASN, Menteri PAN-RB: 200 Ribu Formasi untuk IKN

"Termasuk di dalamnya pemindahan Ibu Kota Nusantara (IKN), yang tidak boleh terhenti karena adanya penggantian kepemimpinan nasional," kata Bamsoet di komplek parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa, 16 Agustus 2022.

Sidang tahunan MPR RI 2022 jelang HUT RI ke 77

Photo :
  • YouTube Sekretariat Presiden
Jokowi Minta AHY Selesaikan 2.086 Hektar Lahan Bermasalah di IKN Tanpa Ada Korban

Dia menyampaikan IKN dengan konsep smart, green, blue city, serta menyangkut perekonomian nasional dan regional, dibutuhkan haluan negara. Dia bilang dengan haluan negara maka bisa jadi konsistensi dalam program meski sudah ganti pemerintahan. 

"Tidak hanya itu, pembangunan IKN diharapkan menjadi katalis, untuk mendorong Indonesia melakukan lompatan teknologi," jelas politikus Golkar itu.

Bagi Bamsoet, pembentukan haluan negara yang dipatuhi pemerintahan periode berikutnya jadi aspek krusial. Hal itu terutama untuk mengarahkan pembangunan khususnya untuk mencapai visi Indonesia sebagai negara maju pada 2045.

Menurut dia, dengan Pokok-Pokok Haluan Negara (PPHN) tak akan mengurangi sistem presidensial yang sudah disepakati bersama. Kata dia, tak akan menimbulkan kewajiban bagi Presiden untuk mempertanggungjawabkan pelaksanaan PPHN kepada MPR. 

"Adanya Pokok-Pokok Haluan Negara, justru akan menjadi payung ideologis dan konstitusional bagi penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2025-2045," ujar eks Ketua DPR itu.

Ilustrasi: Sidang Tahunan MPR

Photo :
  • vstory

Lebih lanjut, dia menyampaikan jika PPHN disepakati oleh seluruh komponen bangsa, maka calon Presiden dan calon Wakil Presiden, calon Gubernur dan calon Wakil Gubernur, calon Bupati/Walikota dan calon Wakil Bupati/Walikota, tidak perlu menetapkan visi dan misinya masing-masing. 

"Melainkan seluruhnya memiliki visi dan masing-masing, melainkan seluruhnya memiliki visi dan termaktub dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya