Bamsoet Sebut Pemimpin Ideal Pasca-2024: Memiliki Karakteristik Jokowi

Bambang Soesatyo
Sumber :
  • VIVA/M Ali Wafa

VIVA Politik – Ketua Majelis Permusyarawatan Rakyat (MPR) Bambang Soesatyo menilai pengelompokan partai politik menjelang pemilu 2024 sebagai fenomena. Berdasarkan dinamika termutakhir, katanya, sudah ada sedikitnya tiga poros koalisi, meski tak serta merta nanti muncul tiga pasang calon presiden dan wakil presiden.

Anies Baswedan: Anak Muda Harus Melek Politik, Kalau Diam Nanti Tanggung Konsekuensinya

Merupakan hal yang natural saja, menurutnya, partai politik mulai mewacanakan pasangan calon presiden dan wakil presiden sebagai perwujudan dari upaya untuk berkontribusi pada kepada negara dengan cara meraih kekuasaan.

Tidak dapat dimungkiri, setiap partai politik menginginkan pemimpinnya meraih posisi tertinggi di kekuasaan melalui pemilu. "Kalau tidak presiden atau wapres, kan bisa dapat posisi kementerian," kata Bamsoet, panggilan akrabnya, dalam wawancara eksklusif dengan VIVA pada program The Interview di Jakarta, Sabtu, 30 Juli 2022.

Effendi Gazali: Lewat Pernyataannya, Jokowi Sudah Restui Ganjar Jadi Penerusnya

Bambang Soesatyo

Photo :
  • VIVA/M Ali Wafa

Meski begitu, dia mengingatkan, setiap partai politik dan para pemimpin politik harus menghindari perpecahan masyarakat akibat perbedaan pilihan politik seperti halnya yang terjadi pada pemilu 2019 dan bahkan lama setelahnya. Kedewasaan berdemokrasi harus terus menerus diingatkan kepada para pemimpin politik. "Agar kita dalam melaksanakan pesta demokrasi tidak justru menjadi langkah mundur demokrasi kita," ujarnya.

PDIP: Bisikan Jokowi Sinyal Kuat Dukungan ke Ganjar Pranowo

Ditanya mengenai sosok ideal namun realistis untuk menjadi presiden setelah tahun 2024, Wakil Ketua Umum Partai Golkar itu secara terang-terangan mengatakan, "setidaknya harus memiliki karakteristik seperti Jokowi saat ini".

Bambang Soesatyo

Photo :
  • VIVA/M Ali Wafa

Alasannya, kata Bamsoet, sosok Joko Widodo (Jokowi) "tidak memiliki kepentingan pribadi, tetapi lebih banyak melakukan langkah-langkah untuk masyarakat banyak." Selain itu, keistimewaan Jokowi, menurutnya, "mampu menggunakan seluruh kekuatan politik yang ada untuk mencapai tujuan bernegara".

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya