Muhaimin Janjikan Kali Ini Prabowo Subianto Menang jika PKB-Gerindra Sah Berkoalisi
- VIVA/M Ali Wafa
VIVA Politik – Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Abdul Muhaimin Iskandar menjanjikan Prabowo Subianto tidak akan gagal lagi sebagai calon presiden pada pemilu tahun 2024.
Dia bertekad, jika PKB dan Partai Gerindra resmi berkoalisi sekaligus mengajukan pasangan calon presiden dan wakil presiden kepada Komisi Pemilihan Umum (KPU) kelak, Prabowo pasti menang. Koalisi PKB dengan Gerindra, katanya, tidak bisa dipisahkan lagi.
Dalam wawancara eksklusif dengan VIVA pada program The Interview di Serang, Banten, Sabtu, 15 Oktober 2022, Muhaimin menjelaskan latar belakang PKB dan Gerindra berkoalisi dan bersepakat mengajukan Prabowo Subianto sebagai calon presiden. Mengenai figur calon wakil untuk Prabowo yang belum diputuskan, dia berdalih, itu hanya masalah waktu dan bagian dari strategi.
Saat ditanya peluang kemenangan Prabowo mengingat sang Ketua Umum Partai Gerindra itu telah tiga kali maju dan kalah dalam kontestasi pemilu presiden (tahun 2009, 2014, dan 2019), Muhaimin menjawab, "Kalau kita jadi koalisi, dan sampai [mendaftar] ke KPU, kita bikin Pak Prabowo menang".
Saling melengkapi
Koalisi PKB dengan Gerindra, katanya, dibentuk berdasarkan kebutuhan saling melengkapi. Pertama, PKB maupun Gerindra saling membutuhkan dukungan untuk dapat mengajukan pasangan calon presiden dan wakil presiden, terutama untuk memenuhi persyaratan ambang batas minimal pencalonan presiden (presidential threshold) 20 persen kursi Parlemen.
Kedua, masing-masing partai memerlukan visi yang saling melengkapi, PKB yang agamis-nasionalis melengkapi Gerindra yang nasionalis-agamis, dan begitu juga sebaliknya.
"Di sisi lain, Gerindra punya rekam jejak ideologis tentang kerakyatan, populistik--itu cukup cukup bagus visinya, sementara PKB dengan grass root rakyat, konstituen utama PKB, ini kan rakyat paling bawah juga," kata Muhaimin.
Jajaki partai lain
Sebetulnya PKB maupun Gerindra telah menjajaki peluang koalisi dengan partai lain, misalnya dengan Partai Golkar dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Namun, katanya, yang paling cepat respons dan keputusannya memang Gerindra.
Selain itu, dia menambahkan, PKB maupun Gerindra sama-sama memiliki pengalaman dalam mengelola pemerintahan terutama sejak masa pemerintahan presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
"Berdasarkan teoretis, secara paradigmatik, kita sudah cukup, mulai dari ajaran-ajaran politik kita, ideologi politik kita, konsep kenegaraan yang kita punya, baik yang diwariskan pendiri-pendiri PKB maupun yang yang memang sudah menjadi khazanah pemikiran-pemikiran yang berkembang selama ini, sejak reformasi maupun selama sebelum reformasi--zaman Orde Baru. Pelajaran dan pengalaman itu membuat kita pede meskipun kita tahu ini situasinya tidak mudah," ujarnya.