Muncul Wacana Duet Ganjar-Ridwan Kamil, Pakar: Ada Komplikasi Politik

Gubernur Jabar Ridwan Kamil (tengah) dan Gubernur Jateng Ganjar Pranowo (kanan).
Sumber :
  • Twitter @ridwankamil

VIVA Politik - Muncul wacana menduetkan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dengan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil atau RK di Pilpres 2024. Duet ini dinilai potensial di atas kertas namun memiliki komplikasi politik.

Golkar, PAN dan Demokrat Sepakat Koalisi Usung Jaro Ade di Pilkada Kabupaten Bogor

Pakar politik Hanta Yuda menganalisa soal potensi duet Ganjar dengan RK. Dia menjelaskan dari basis massa, Ganjar punya kelebihan karena mewarisi kantong pendukung Jokowi di Jawa Tengah, Jawa Timur, dan beberapa wilayah luar Jawa seperti NTT.

Namun, yang jadi pekerjaan rumah Ganjar adalah basis suara di Sumatera dan Jawa Barat. Menurut dia, saat ini kandidat capres punya opsi mencari figur cawapres untuk melengkapi kontribusi elektoral atau yang bisa memaksimalkan suara di basisnya.

Siap Gusur Dominasi PKS, 6 Parpol Rajut Koalisi Demi Menangkan Pilkada Depok 2024

"Kalau Jawa Timur, dia bisa cari basis di Jawa Timur. Itu opsi-opsi. Selain saling melengkapi," kata Hanta dalam Kabar Petang tvOne yang dikutip VIVA pada Senin, 31 Oktober 2022.

Ganjar Pranowo tiup lilin kue dari Ridwan Kamil.

Photo :
  • VIVA/Fajar Sodiq
PPP Tak Sevisi dengan Ganjar soal Oposisi Prabowo: Itu Hak Pribadi Beliau

Dia menilai saat ini partai politik atau parpol akan memburu coattail effect atau efek ekor jas imbas dari tokoh capres yang diusungnya. Jika hal itu jadi sasaran parpol maka bisa saja nanti Ganjar diusung PDIP. Lalu, RK didorong Golkar dengan menjadi kader.

"Kalau lewat KIB, RK bisa masuk Golkar gitu. Kalau Ganjar PDIP, RK masuk Golkar ini ada komplikasi politiknya," tutur Hanta.

Dia memprediksi jika RK terpilih sebagai Wapres RI maka ke depan ada komplikasi dengan Golkar. Menurutnya, RK berpeluang menjadi Ketua Umum Golkar.

"Apakah betul Airlangga akan melepas posisi ini. Nah, ada komplikasi politik yang tidak mudah kita menyimpulkan dengan Ganjar dan RK," ujar Hanta. 

Ridwan Kamil

Photo :
  • Instagram @ataliapr

Dia tak menampik figur RK yang punya elektabilitas lumayan sebagai cawapres merujuk hasil survei. Namun, saat ini dinamika masih cair dan belum ada kepastian seperti poros koalisi.

Pun, dari PDIP juga belum ada sikap resmi siapa yang diusung jadi capres 2024. Denga status Ganjar sebagai kader PDIP maka mesti menunggu komunikasi dari parpol yang dipimpin Megawati Soekarnoputri tersebut. 

"Saya kira dinamikanya nanti tergantung apakah Ganjar akan maju bersama PDIP plus KIB, atau misalnya PDIP mengusung nama sendiri? Atau kemungkinan Ganjar akan masuk ke KIB.
Jadi, saya kira belum bicara sampai cawapres," sebut Hanta.

Duet Menjanjikan 

Pakar politik lainnya Adi Prayitno berpandangan wacana menduetkan Ganjar dengan RK karena mungkin berbasis angka-angka statistik dari hasil survei. Namun, kata dia, yang jadi pertanyaan siapa parpol yang mau mengusung duet tersebut.

"Kira-kira dari PDIP kah atau Koalisi Indonesia Bersatu. Itu kan pertanyaan substansi," tutur Adi dalam Apa Kabar Malam tvOne yang dikutip pada Senin, 31 Oktober 2022.

Gubernur Ganjar Pranowo saat kegiatan di Magelang, jateng.

Photo :
  • Istimewa

Meski demikian, dia menambahkan jika membaca angka statistik hasil survei, duet Ganjar-RK punya kans yang bagus. Bagi dia, duet Ganjar-RK kompetitif dan kuat untuk disandingkan melawan pasangan lain.

"Relatif sangat menjanjikan. Ganjar adalah capres dengan elektabilitas tertinggi sampai saat ini, kedua dalam posisi cawapres ada dua sebenarnya Ridwan Kamil dan Sandiaga Uno," sebut Adi.

Menurut dia, duet itu juga sengaja dilempar untuk melihat persepsi publik. Tapi, ia kembali mempertanyakan parpol mana yang akan mendukung. Adi mempertanyakan itu lantaran parpol besar saat ini ingin tokohnya yang maju sebagai kontestasi di 2024.

Dia menyebut dari PDIP ada Ketua DPP Puan Maharani. Begitu juga dari Golkar ingin ketua umumnya Airlangga Hartarto jadi bakal capres.

"Apakah ada parpol yang mengusung? Di tengah ada keinginan elite-elite partai, sampai saat ini kan tetap," ujar Adi.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya