- VIVA / Anwar Sadat
VIVA Politik – Wakil Ketua DPR RI Sufmi Dasco Ahmad, angkat bicara mengenai pernyataan Ketua MPR RI Bambang Soesatyo yang meminta agar Pemilu 2024 dipertimbangkan kembali. Menurut Dasco, apa yang disampaikan Bamsoet itu hanya sekadar pendapat saja.
Jika dilihat konteksnya, Dasco menyebut apa yang dikatakan oleh Bamsoet itu ada sebagai bentuk respon dari hasil survei masyarakat yang memiliki kepuasan tinggi kepada Jokowi. Sehingga tidak perlu dijadikan polemik berlebihan.
"Apa yang disampaikan Pak Bamsoet itu mungkin merespons keadaan terkini dan mungkin juga ada diskusi-diskusi tentang situasi ke depan," kata Dasco, kepada awak media, Jumat 9 Desember 2022
Ilustrasi Pemilu 2024.
- VIVA
Menurut Dasco, saat ini tidak ada perubahan dari jadwal pemilu yang telah disepakati antara Pemerintah, KPU dan DPR. Semua tahapan pemilu masih berjalan sesuai rencana
"Namun pada saat ini DPR RI dan KPU serta pemerintah masih tetap jalan dalam proses tahapan yang sudah disepakati. Apa yang disampaikan Pak Bamsoet tentunya tidak sertamerta merubah tahapan yang sudah ada," kata Dasco.
Politikus Partai Gerindra ini juga mengatakan, bahwa Bamsoet memiliki hak untuk mengungkapkan pendapatnya. Yang terpenting untuk saat ini, kata Dasco, tahapan Pemilu tetap berjalan sebagaimana yang sudah ditetapkan.
"Saya pikir apa yang disampaikan itu namanya juga mengemukakan pendapat adalah hak setiap orang dan dijamin oleh UU yaitu silakan saja tetapi kan proses dan tahapan yang berjalan tetap masih berjalan kan gitu," ujarnya
Sebelumnya, Bamsoet menduga tingkat kepuasan masyarakat yang tinggi kepada Jokowi-Ma'ruf ada kaitannya dengan keinginan masyarakat dipimpin lebih lama oleh Jokowi-Ma'ruf.
Bamsoet juga mengatakan bahwa dalam waktu dekat Indonesia akan menghadapi Pemilu serentak. Tentunya suhu politik akan kembali meningkat dan memengaruhi berbagai bidang termasuk ekonomi.
Ilustrasi surat suara di pemilu
- vstory
Oleh karena itu, Bamsoet menyarankan agar penyelenggaraan pemilu dapat dipertimbangkan kembali. Karena banyak dampak yang mesti dipikirkan dari adanya pemilu itu.
"Tentu kita juga mesti menghitung kembali, karena kita tahu penyelenggaraan pemilu selalu berpotensi memanaskan suhu politik nasional, baik menjelang, selama, hingga pasca penyelenggaraan pemilu," ujarnya
