Perindo Bisa Salip Nasdem hingga PPP di SMRC, Pengamat: Layak Dipertanyakan

Hary Tanoesoedibjo Lantik RPA, Organisasi Sayap Baru Perindo
Sumber :
  • Perindo

VIVA Politik - Lembaga survei Saiful Mujani Research & Consulting (SMRC) melaporkan riset terbarunya soal elektabilitas Perindo yang moncer meraih 4,6 persen dan diprediksi bisa tembus parlemen di 2024. Perindo di survei SMRC dilaporkan menyalip elektabilitas Nasdem, PAN, dan PPP.

Pemilu di AS dan Eropa Diprediksi akan Pengaruhi Iklim Investasi Indonesia

Pengamat komunikasi politik Universitas Esa Unggul Jamiluddin Ritonga menganalisa hasil survei SMRC yang melaporkan elektabilitas Nasdem dapat 4,6 persen layak dipertanyakan. Dia punya beberapa alasan menganalisa demikian.

"Hasil tersebut tentu mengejutkan, karena selama ini elektabilitas Perindo hanya di bawah 3 persen," kata Jamiluddin, dalam keterangannya, Selasa, 20 Desember 2022.

MK Juga Surati KPU dan Bawaslu, Bakal Bacakan Dua Putusan

Jamiluddin coba menilai dari sudut pandang positif. Kata dia, naiknya elektabilitas Perindo mungkin bisa jadi hasil dari kerja-kerja politik. Dengan demikian, mesin partai Perindo bekerja dengan baik sehingga mendapat apresiasi dari masyarakat.

Surya Paloh, HUT Partai Nasdem ke-11

Photo :
  • VIVA/M Ali Wafa
135 Purnawirawan TNI-Polri Ajukan Amicus Curiae ke MK Terkait Sengketa Pilpres

Selain itu, menurutnya Perindo belakangan ini gencar terlihat masif berkampanye. Dia bilang, Perindo terlihat aktif menggunakan semua media massa yang dimiliki Ketua Umumnya, Hary Tanoesoedibjo. "Hal itu bisa saja berdampak pada peningkatan elektabilitas Perindo," jelasnya.

Baca Juga: Survei SMRC: Disalip Perindo, Nasdem Terancam Tak Lolos ke Senayan 2024

Meski demikian, dia tetap mempertanyakan hasil survei tersebut. Ia menilai hasil survei SMRC itu memang agak mengejutkan. "Hasil survei itu memang layak dipertanyakan. Sebab, hasil survei dari beberapa lembaga survei yang kredibel, elektabilitas Perindo pada umumnya rendah," tutur Jamiluddin.

Dia pun menjelaskan untuk menilai hasil survei layak dipercaya atau tidak bisa dilihat dari dua hal. Pertama, instrumentasi (alat ukur)  yang digunakan dalam survei. "Kalau instrumennya valid dan reliabel, maka hasilnya layak dipercaya," tutur dosen Metode Penelitian Komunikasi tersebut.

Ilustrasi/Simpatisan PPP

Photo :
  • ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal

Jamiluddin menyoroti lembaga survei tak menjelaskan ke publik validitas dan reliabilitas instrumen yang digunakan. "Karena itu, khalayak sulit untuk menilai keabsahan hasil penelitian yang dipublis," sebutnya.

Kemudian, menurut dia yang kedua yaitu sampel yang diteliti haruslah representatif dan presisi tinggi. Tapi, kata dia, hal itu juga tak dijelaskan dengan gamblang ke publik. "Karena itu, sulit memastikan apakah hasil  survei yang dilakukan layak digenerasikan ke pemilih di Indonesia," tuturnya.

Dia menekankan, pada umumnya survei di Indonesia menggunakan kisaran 1200 sampel. Dengan sampel tersebut, hampir semua hasil survei digeneralisasikan.  "Namun kerap tidak dijelaskan generalisasi pada batas katakteristik apa saja," ujarnya.

Kemudian, dia menyampaikan dari dua hal tersebut yang tak dijelaskan dengan gamblang, maka sulit menerima hasil survei begitu saja. Apalagi, kata dia, untuk menerima generalisasi hasil survei tersebut.

"Jadi, meningkatnya elektabilitas Perindo bisa jadi didasarkan pada survei yang valid. Namun tidak menutup kemungkinan hasil tersebut karena instrumentnya invalid serta sampelnya tidak representatif dan presisi tinggi," jelas Jamiluddin.

Adapun survei terbaru SMRC dilakukan secara tatap muka dalam kurun waktu 2 sampai 11 Desember 2022. Responden yang dilibatkan dalam survei SMRC sebanyak 1.220 secara random.

Metode survei yakni penarikan acak bertingkat atau multistage random sampling. Responden yang dijadikan sampel adalah warga negara Indonesia (WNI) yang memiliki hak pilih atau berusia 17 tahun ke atas atau sudah menikah. 

Lalu, teknik pengumpulan dilakukan dengan data wawancara tatap muka. Angka toleransi atau batas kesalahan (margin of error) dalam survei sekitar 3,1 persen. Lalu, dengan tingkat kepercayaan survei 95 persen.  

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya