Banyak Faktor Krusial, Koalisi Anies Bisa Layu Sebelum Berkembang

Partai Nasdem saat deklarasikan Anies Baswedan sebagai bakal calon presiden 2024.
Sumber :
  • VIVA/M Ali Wafa

VIVA Politik - Poros partai politik atau parpol pendukung Anies Baswedan sebagai capres 2024 belum juga mendeklarasikan koalisinya. Partai Demokrat dan PKS tak kunjung merapat bareng Nasdem yang sejak Oktober 2022 sudah capreskan Anies.

Golkar Bertemu PKS, Peluang Koalisi di Pilkada Sumatera Utara Terbuka?

Pakar politik Universitas Al-Azhar Indonesia Ujang Komaruddin menganalisa poros pendukung Anies bisa saja gagal membentuk koalisi. Dia mengatakan demikian karena banyak faktor krusial yang jadi pemicu koalisi itu sulit terbentuk.

Menurut dia, Nasdem, PKS, dan Demokrat masih sulit serta tak pede mendeklarasikan Koalisi Perubahan.

Sandiaga soal Peluang Gabung Prabowo-Gibran: Sesuai Namanya Partai Persatuan

"Bisa jadi, Nasdem PKS, Demokrat layu sebelum berkembang. Karena kita tahu semenjak Nasdem deklarasi, itu kan diserbu ya, di-bully sana sini. Nasdem banyak dikerjai. Anies juga banyak dikerjai," kata Ujang kepada VIVA, Jumat, 20 Januari 2023.

Baca Juga: Paloh Bertemu Luhut di Eropa, Refly Prediksi Nasdem Aman dari Reshuffle

Bungkam Irma Nasdem, Refly: Harusnya Semua Anggota DPR Itu Oposisi Terhadap Pemerintah!

Dia menilai ada beberapa faktor krusial yang membuat Koalisi Perubahan layu sebelum berkembang. Ujang menekankan hal itu karena Demokrat dan PKS tidak kunjung merapat ke Nasdem. 

"Banyak faktor krusial yang mengindikasikan bahwa koalisi itu jangan-jangan tidak terbentuk. Jangan-jangan tidak ada, jangan-jangan zonk," ujar Ujang.

Pun, dia menyinggung dinamika belum lama ini pasca pertemuan Ketua Umum Nasdem Surya Paloh dengan Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan di London, Inggris. Ujang menangkap makna pertemuan ini mempengaruhi dinamika politik menuju 2024.

"Tidak ada hujan, tidak ada angin, tiba-tiba Paloh memerintahkan Fraksi Nasdem mendukung pemerintahan Jokowi. Itu lah dinamika politik selalu berubah, ada dinamika sendiri," tutur Ujang.

Ujang sebagai pengamat menilai hal itu sebagai tanda-tanda beratnya Koalisi Perubahan terbentuk. Kata dia, faktor itu antara lain Nasdem yang terkesan terancam disingkirkan, disudutkan, di-bully.

"Bahkan dengan ancaman terkait reshuffle. Lalu, juga PKS dan Demokrat diiming-imingi sesuatu sehingga tak kunjung merapat ke Nasdem. Ya, banyak faktor yang membuat koalisi itu jalan di tempat atau kemungkinan tidak terbentuk," ujar Ujang.

Ilustrasi pertemuan Ketum Nasdem Surya Paloh dan Presiden PKS Ahmad Syaikhu.

Photo :
  • Dok. PKS

Suara PKS

Jubir PKS Ahmad Mabruri menilai pertemuan Luhut dan Paloh di London, beberapa waktu lalu tak berpengaruh dengan penjajakan Koalisi Perubahan. Begitu pun soal instruksi Paloh ke Fraksi Nasdem agar mendukung pemerintahan Jokowi.

"Koalisi perubahan kan dijajaki buat 2024-2029," kata Mabruri saat dikonfirmasi, Kamis malam, 19 Januari 2023.

Dia juga menekankan baik perwakilan Nasdem, PKS, dan Demokrat masih berkomunikasi dalam penjajakan Koalisi Perubahan. "Masih lah itu," tuturnya.

Jubir PKS lainnya, Muhammad Kholid mengatakan pihaknya mesti proporsional dan tak mau terburu-buru deklarasi koalisi. Dia bilang dalam proses komunikasi masih berjalan.

"Proses berjalan, Insya Allah progress on the track, perlu kesabaran dan kedisiplinan. Kami ingin proporsional tapi tidak buru-buru," ujar Kholid.

Lalu Atharifatullah Tim Pemenangan Pj Gubernur NTB Lalu Gita Ariadi

Pj Gubernur NTB Maju di Pilkada, Mendaftar Lewat Nasdem

Pj Gubernur Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), Lalu Gita Ariadi, resmi mendaftar melalui DPW Partai NasDem, sebagai bakal calon gubernur untuk bisa bertarung di pilkada.

img_title
VIVA.co.id
8 Mei 2024