Minta Gelar Perkara Ulang Mahasiswa UI Tewas, DPR: Tak Berempati pada Duka Keluarga Korban

Anggota DPR dari Fraksi Nasdem Taufik Basari
Sumber :
  • VIVA/Eduward Ambarita

VIVA Politik – Anggota Komisi III DPR RI, Taufik Basari alias Tobas, menyesalkan penanganan kasus kecelakaan maut mahasiswa UI (Universitas Indonesia), M. Hasya Attalah Syahputra (28), yang menurutnya tidak profesional. Diketahui, Hasya tewas karena ditabrak oleh seorang pensiunan Polri pada 6 Oktober 2022. Setelah penyelidikan beberapa lama, kepolisian menetapkan korban yang sudah meninggal tersebut sebagai tersangka.

Terungkap, Wanita Open BO Ditemukan Tewas di Pulau Pari Dibunuh di Bekasi

Anggota Fraksi Partai Nasdem ini juga mempertanyakan penetapan Hasya sebagai tersangka dalam kasus tersebut. Meskipun, kata dia, kasus yang menyeret Hasya ini dihentikan karena sudah meninggal dunia berdasarkan Surat Pemberitahuan Perkembangan Hasil Penyelidikan (SP2HP) tertanggal 16 Januari 2023.

"Selain tidak sesuai KUHAP, penetapan korban sebagai tersangka itu tidak berempati pada duka yang dialami keluarga korban,” kata Tobas melalui keterangannya dikutip Selasa, 30 Januari 2023.

Kejagung Bantah Kabar Pembukaan Blokir Rekening Harvey Moeis

Terlebih, lanjut dia, pihak keluarga sudah mengalami tindakan arogan dari pihak yang menabrak. “Bahkan, pemberitahuan penetapan tersangka kepada pihak keluarga pun dilakukan dengan pendekatan yang tidak simpatik," ujarnya.

Gelar Perkara Ulang

5 Fakta Selebgram Chandrika Chika Jadi Tersangka Kasus Narkoba

Ortu bersama foto Muhammad Hasya Attalah

Photo :
  • VIVA.co.id/Andrew Tito

Harusnya, kata Tobas, Kepolisian Republik Indonesia (Polri) transparan, akuntabel dan berkeadilan dalam menangani kasus ini. Sebab, Satlantas Polres Jakarta Selatan telah melakukan gelar perkara dengan melibatkan Divisi Profesi dan Pengamanan (Propam) hingga menerbitkan Surat Perintah Penghentian Penyidikan (SP3).

Maka dari itu, ia meminta kasus ini dilakukan gelar perkara ulang dengan melibatkan pihak keluarga dan/atau kuasa hukumnya. “Kapolri di berbagai kesempatan sudah mengingatkan agar penanganan perkara dan pelayanan masyarakat dilakukan secara humanis, berlandaskan nilai kemanusiaan. Saya melihat perintah tersebut tidak dijalankan dalam kasus ini,” jelas dia.

Disamping itu, Tobas akan berkomunikasi dengan keluarga korban, Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) UI dan Ikatan Alumni Mahasiswa (Iluni) Fakultas Hukum UI, sebagai pihak pendamping keluarga korban dalam perkara ini. Untuk menanyakan perkembangan dan harapan atas tindak lanjut persoalan ini.

“Sebagai bagian dari keluarga besar alumni UI, saya juga mengucapkan duka cita atas meninggalnya Hasya. Semoga keluarga korban akan memperoleh keadilan. Kami akan meminta penjelasan dari Ditlantas Polda Metro terkait pengawasan terhadap penanganan perkara di Polres Jakarta Selatan tersebut,” jelasnya.

Sebelumnya diberitakan, Kepolisian Daerah Metropolitan Jakarta Raya angkat bicara perihal almarhum Muhammad Hasya Atallah, mahasiswa Universitas Indonesia (UI), yang tewas ditabrak purnawirawan Polri, Ajun Komisaris Besar Polisi (purn) Eko Setia Budi Wahono, malah jadi tersangka bukan si purnwirawan Polri.

Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Polisi M. Latif Usman mengungkap alasan kenapa malah Hasya yang tersangka dalam kasus ini. 

Hal itu karena penyebab terjadinya kecelakaan adalah Hasya sendiri. Dia mengklaim bukan AKBP (Purn) Eko yang menabrak Hasyalah yang membuat kecelakaan ini terjadi.

"Pelanggarannya, jadi gini penyebab terjadinya kecelakaan ini si korban sendiri. Kenapa dijadikan tersangka ini. Dia kan yang menyebabkan, karena kelalaiannya menghilangkan nyawa orang lain dan dirinya sendiri. Karena kelalaiannya jadi dia meninggal dunia. Karena kelalaiannya, korban dalam mengendarai sepeda motor sehingga nyawanya hilang sendiri," ucap dia pada Jumat, 27 Januari 2023.

Mantan Dirlantas Polda Jawa Timur ini mengatakan dengan demikian, bukan AKBP (purn) Eko yang lalai hingga nyawa Hasya melayang. Latif berdalih dalam kasus ini Hasya yang kurang hati-hati dalam mengendalikan sepeda motornya. Malam saat kejadian, Hasya berjalan kemudian tiba-tiba karena ada orang belok dia tidak bisa mengendalikan laju roda duanya.

"Karena dia penyebabnya, kurang kehati-hatian dia dalam mengendarai sepeda motor. Harusnya kita dalam berkendara itu harus bisa mengantisipasi kayak tadi tiba-tiba belok. Dia seharusnya dalam cuaca hujan tadi harus tahu kondisi. Tiba-tiba arah belok ngerem mendadak jatuh, tidak bisa mengendalikan kendaraannya," katanya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya