Gus Yahya: NU Enggak Boleh Dieksploitasi sebagai Senjata Politik

Gus Yahya Cholil Staquf
Sumber :
  • VIVA/M Ali Wafa

VIVA Politik – Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (NU) KH Yahya Cholil Staquf menegaskan NU tidak boleh dieksploitasi menjadi senjata politik. Dia menilai langkah itu adalah salah jika dilakukan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.

Pria yang akrab disapa Gus Yahya ini mengakui memang ada kesulitan dalam menyikapi isu NU dan politik. Gus Yahya beranggapan  salah dan berbahaya jika NU menjadi salah satu pihak yang ikut dalam sebuah kompetisi. Hal itu mengingat, NU memiliki konstituen berjumlah besar.

"Bahwa konstituensi NU yang demikian besar kalau NU menjadi pihak, ini tidak adil pada kelompok-kelompok yang lain yang terlibat, kira-kira begitu," kata Gus Yahya dalam keterangannya, Kamis, 2 Februari 2023.

Ketua Umum PBNU Gus Yahya Cholil Staquf.

Photo :
  • Twitter @DPP_PPP

Sebagai dasar atas sikapnya itu, Gus Yahya memberi contoh situasi yang terjadi di India, Nigeria, hingga Irak. Negara-negara yang dimaksud mengalami berbagai persoalan di internal masyarakatnya karena mengeksploitasi identitas sebagai senjata politik.

"NU sudah menjadi identitas kelompok sekarang. Enggak boleh dieksploitasi sebagai senjata politik--itu salah," kata dia.

Selain itu, Gus Yahya juga mengungkit putusan Muktamar NU tahun 1984. Ditegaskan bahwa dari putusan dimaksud, NU mesti mengambil jarak dengan politik praktis.

JK Ogah Komentari Wacana Anies Maju Pilgub Jakarta

"Orang boleh berdebat--perdebatan itu dulu sudah--dan keputusannya NU harus ambil jarak dari politik, sudah diputuskan, enggak usah bikin putusan lagi," ungkap Gus Yahya.

Oleh sebab itu, Gus Yahya menerangkan kini fokus utama NU yakni pendidikan publik. Dia menekankan agar NU tidak terlibat dalam dinamika benturan antarkekuasaan.

MK Gelar Sidang Sengketa Pileg 2024 Pekan Depan, Total Ada 297 Perkara

Ilustrasi logo parpol peserta Pemilu 2024.

Photo :
  • Dok. VIVA

"Karena NU enggak boleh jadi pihak di dalam kontestasi politik dan kekuasaan. Kalau kita ingin membuat perubahan yang decisive, kita juga gunakan jalur-jalur yang lain," pungkasnya.

Pakar Sebut Kehadiran Anies di KPU Tunjukkan Komitmen Prinsip Bernegara dan Berdemokrasi

Diberitakan sebelumnya, Gus Yahya menegaskan bahwa tak ada calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) atas nama NU. Pria yang akrab disapa Gus Yahya itu menjawab pertanyaan bagaimana tanggapan dari Pimpinan PBNU atas pihak yang mengatasnamakan NU masuk dalam pilpres tahun 2024.

"Ya saya tegaskan, bahwa tidak boleh diatur, kalau ada, dalam bahasa saya ndak ada calon presiden atau calon wapres, calon bupati atau calon gubernur atau calon DPR atas nama NU itu tidak ada," kata Gus Yahya.

Gus Yahya mengatakan, jika memang ada kadernya yang masuk dalam bursa pilpres 2024, itu merupakan kredibilitasnya sendiri. Namun, tidak atas nama NU. Dia berharap masyarakat di seluruh Indonesia menumbuhkan sikap dinamika politik yang rasional dalam melihat situasi pilpres mendatang.

"Kalau ada orang NU yang jadi calon ini itu, itu adalah atas nama kredibilitasnya sendiri, track recordnya sendiri, kapasitasnya sendiri prestasinya sendiri, bukan atas nama NU. Kita berharap bahwa masyarakat kita bisa menumbuhkan dinamika politik yang lebih rasional di tengah masyarakat ini," katanya.

Diketahui, sejumlah tokoh dari NU, baik struktural maupun kultural, digadang-gadang bakal maju di Pilpres 2024. Tak terkecuali seperti Ketua Umum PP Muslimat NU yang juga Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, dan Ketum DPP PKB A Muhaimin Iskandar alias Cak Imin atau Gus Muhaimin. Termasuk adik Gus Yahya, Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya