Petinggi PBNU Serang Balik Gus Salam Usai Kritik Baliho Erick Thohir di Harlah NU

Wakil Ketua PWNU Jatim KH Abdussalam Shohib atau Gus Salam.
Sumber :
  • VIVA/Nur Faishal

VIVA Politik – Baliho atau spanduk bergambar wajah Erick Thohir menyambut puncak peringatan Hari Lahir (Harlah) 1 Abad Nahdlatul Ulama (NU) bertebaran di jalanan protokol Surabaya, Jawa Timur, memicu polemik di internal NU. Acara puncak peringatan Harlah NU ini akan digelar 7 Februari mendatang di Sidoarjo, Jawa Timur.  

Dalam baliho bergambar wajah Menteri BUMN itu lengkap dengan kopiah hitam dan sorban hijau itu tertulis 'Selamat Datang Kader dan Anggota Nahdlatul Ulama'. Baliho itu bertuliskan H Erick Thohir sebagai Ketua Panitia Peringatan Harlah 1 Abad NU

Wakil Ketua PWNU Jawa Timur Abdussalam Shohib termasuk yang mengkritik banyaknya baliho ucapan selamat 1 Abad NU dari Erick Thohir yang tersebar di Jawa Timur. Dia menduga spanduk tersebut memuat unsur politis. 

Diketahui, Erick Thohir merupakan salah satu sosok menteri pembantu Presiden Jokowi yang digadang-gadang maju di Pilpres 2024. Bahkan, beberapa simpul relawan Erick Thohir terbentuk di beberapa daerah. Mereka kerap menyambut dan mendukung kegiatan atau kunjungan dinas yang dihadiri Erick Thohir.  

Baliho ucapat selamat Erick Thohir untuk Harlah 1 Abad NU di Surabaya

Photo :
  • Ist

"Tentu kami menyesalkan, jangan sampai gelaran satu abad ditumpangi penumpang gelap menjelang Pilpres," kata pria yang akrab disapa Gus Salam itu

Sontak, pernyataan Gus Salam direspon keras para pejabat teras PBNU. Wakil Sekjen PBNU Sulaeman Tanjung menyesalkan pernyataan Gus Salam yang merupakan paman dari Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar denganmenyatakan puncak Hari Lahir Nahdlatul Ulama ditunggangi kepentingan politik.

"Salam Shohib (Abdussalam Shohib) itu Pengurus Wilayah NU Jatim. Harusnya ikut mengayubagyo cancut taliwondo, bergotong royong membantu kepanitiaan harlah, bukan malah menyerang kiri kanan," kata Sulaeman dalam keterangannya di Jakarta, Kamis.
 
Sebagai Ketua SC, menurut Sulaeman, wajar Erick Thohir memasang spanduk ucapan selamat harlah. Apalagi, Erick juga warga NU dan bahkan menjadi anggota Banser.
 
"Erick itu Ketua SC, kader Banser bersertifikat. Mosok enggak boleh ngasih selamat datang. Justru yang harus disesalkan itu, Salam Shohib ini pengurus PWNU tuan rumah puncak harlah, tetapi cuma nonton dan sibuk kecam sana-sini," kata Sulaeman.
 
Menurut dia, yang harus dikecam mestinya orang-orang yang memanfaatkan Nahdlatul Ulama dan nama besar Gus Dur. "Yang harus dikecam itu yang jualan Gus Dur, tetapi dia mengkhianati Gus Dur, bahkan menyingkirkannya. Jualan NU tetapi suul adab pada PBNU," ujar Sulaeman.

Sementara itu, Wakil Ketua Umum PBNU Nusron Wahid mengatakan siapa pun boleh memberi ucapan selamat terkait peringatan 1 Abad NU.

"Tidak usah berlebihanlah. Siapa pun boleh kasih ucapan selamat dalam bentuk spanduk, baliho, umbul-umbul, ataupun di media sosial berkaitan dengan pelaksanaan Peringatan 1 Abad NU," ujar Nusron dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Kamis.
 
Menurut Nusron, keberadaan baliho dari Erick itu bukan merupakan hal yang aneh karena dia diamanahi oleh PBNU untuk menjadi Ketua Steering Committee (SC) Pelaksanaan Rangkaian Kegiatan Peringatan 1 Abad NU.

Dalam kapasitasnya sebagai Ketua Steering Comitee itu, lanjut Nusron, Erick sudah banyak berperan dan membantu pihaknya, baik dari sisi jejaring pelibatan pihak lain yang memberikan kontribusi maupun mengakselerasi program-program pemerintah dengan NU.
 
"Masa Ketua SC enggak boleh kasih ucapan selamat. Bupati, gubernur, presiden, anggota DPR, sampai agama lain pun kasih ucapan selamat. Jadi, ini bukan masalah besar dalam konteks berjam'iyyah NU," ujar mantan Ketua Umum Gerakan Pemuda (GP) Ansor itu. 

Tidak Ada Capres-Cawapres dari NU

Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya dalam beberapa kesempatan sering menegaskan jika NU tidak boleh dieksploitasi menjadi senjata politik. Dia menilai salah dan berbahaya jika NU menjadi salah satu pihak yang ikut dalam sebuah kompetisi. Hal itu mengingat, NU memiliki konstituen berjumlah besar.

"Bahwa konstituensi NU yang demikian besar kalau NU menjadi pihak, ini tidak adil pada kelompok-kelompok yang lain yang terlibat, kira-kira begitu," kata Gus Yahya dalam keterangannya, Kamis 2 Februari 2023.

Sebagai dasar atas sikapnya itu, Gus Yahya memberi contoh situasi yang terjadi di India, Nigeria, hingga Irak. Negara-negara yang dimaksud mengalami berbagai persoalan di internal masyarakatnya karena mengeksploitasi identitas sebagai senjata politik.

Jangan Ragukan Nasionalisme Pemain Naturalisasi Indonesia

"NU sudah menjadi identitas kelompok sekarang. Enggak boleh dieksploitasi sebagai senjata politik, itu salah," kata dia.

Ditanya Kontrak STY, Erick Thohir Sebut Sepakbola Indonesia di Jalur yang Tepat

Selain itu, Gus Yahya juga mengungkit putusan Muktamar NU tahun 1984. Ditegaskan bahwa dari putusan dimaksud, NU mesti mengambil jarak dengan politik praktis. "Orang boleh berdebat, perdebatan itu dulu sudah, dan keputusannya NU harus ambil jarak dari politik, sudah diputuskan, enggak usah bikin putusan lagi," ungkap Gus Yahya.

Oleh sebab itu, Gus Yahya menerangkan kini fokus utama NU yakni pendidikan publik. Dia menekankan agar NU tidak terlibat dalam dinamika benturan antarkekuasaan.

Shin Tae-yong Dapat Kabar Baik dari Erick Thohir soal Perpanjangan Kontrak

Lebih lanjut, Gus Yahya menegaskan tidak ada calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) atas nama NU. Jika memang ada kadernya yang masuk dalam bursa pilpres 2024, itu merupakan kredibilitasnya sendiri, tapi bukan atas nama NU. 

"Ya saya tegaskan, bahwa tidak boleh diatur, kalau ada, dalam bahasa saya ndak ada calon presiden atau calon wapres, calon bupati atau calon gubernur atau calon DPR atas nama NU itu tidak ada," tegasnya (Ant)

Pemain Timnas Indonesia, Justin Hubner

Erick Thohir Buka suara soal Dugaan Pemain Naturalisasi Dibayar Bela Timnas Indonesia

Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, menegaskan bahawa pemain keturunan tidak dibayar supaya mau dinaturalisasi dan membela TImnas Indonesia.

img_title
VIVA.co.id
20 April 2024