Yusril: Rasa Pede Bisa Dibangun Pemimpin yang Cerdas, Omongannya Didengarkan Rakyat

Yusril Ihza Mahendra
Sumber :
  • VIVA/M Ali Wafa

VIVA Politik - Indonesia saat ini memasuki tahun politik karena jelang Pemilihan Umum (Pemilu) serentak 2024. Stabilitas politik nasional dinilai penting untuk menjaga keutuhan bangsa dan negara Indonesia.

Yusril, Otto hingga Hotman Paris Temui Prabowo Subianto, Lapor Hasil Sengketa Pilpres 2024

Ketua Umum DPP Partai Bulan Bintang (PBB) Yusril Ihza Mahendra mengatakan, stabilitas politik hanya akan tercipta jika dua kekuatan politik nasional bersatu dan bekerjasama dengan erat. Dia menyebut dua kekuatan itu golongan nasionalis dan golongan Islam. 

Menurut dua, dengan eratnya dua kekuatan itu akan menciptakan lapangan kerja dan membangun perekonomian nasional.

PSI Ungkap Sosok Gubernur yang Tepat Pimpin Jakarta

"(Stabilitas politik) tidak mungkin hanya yang satu berkuasa, yang lain dipinggirkan. Sampai kapanpun, dua golongan ini tetap ada," kata Yusril dalam keterangannya Minggu, 12 Februari 2023.

Yusril Cs Bakal Menghadap Prabowo Malam Ini, Lapor Hasil Sengketa Pilpres di MK

Yusril meminta, agar semua pihak menerima keberadaan dua golongan tersebut. Caranya tetap menghormati dan menghargai keragaman etnik, adat dan budaya serta agama-agama yang hidup dan berkembang di Tanah Air.

"Siapapun yang jadi pemimpin harus menyadari hal yang spesifik Indonesia ini," jelas Yusril.

Menurutnya, Indonesia bukan Eropa atau Amerika, juga bukan Cina dan Arab. Maka itu, dia meminta agar jangan impor mentah-mentah apa yang ada di negara-lain.

"Karena Indonesia ini, peta kekuatan politiknya, kemajemukan etnik, budaya dan agama serta geografi yang kompleks tidak ada di negara manapun di dunia ini," ujar Yusril. 

"Karena itu pemimpin masa depan Indonesia haruslah pemimpin yang paham betul kekhususan Indonesia beserta kompleksitas yang ada dalamnya," lanjut Yusril

Dia mengatakan, menangani kompleksitas dengan mengubah jadi potensi untuk maju, kemampuan memahami, dan kerja keras tanpa henti.

"Jangan coba-coba memaksakan suatu kehendak untuk mengubah keadaan itu, baik dengan aturan, kebijakan, apalagi gunakan kekuatan aparatur tanpa pemahaman," tuturnya.

Ketum PBB Yusril Ihza Mahendra usai pertemuan dengan Jokowi di Istana

Photo :
  • VIVA.co.id/Agus Rahmat

Dia mengatakan cara itu berisiko menimbulkan perlawanan, konflik dan kekerasan. Menurutnya, pertaruhannya akan berimbas terhadap sulutnya dalam pemulihan.

Yusril membeberkan, resep utama dalam mengatasi kekhususan Indonesia adalah membangun kesadaran dan rasa percaya diri rakyat. Dia mengatakan agar tak mudah terpikat pada kemajuan bangsa lain. Selain itu, jangan merasa rendah diri dan tak percaya diri

"Apa saja yang ada pada bangsa ini semua dipandang jelek. Rasa percaya diri itu hanya bisa dibangun oleh pemimpin yang cerdas dan berwibawa yang segala omongannya itu didengarkan rakyat," kata dia.
 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya