Mimpi Anis Matta, Suatu Saat Semua Pimpinan KPK Mundur Karena Tak Ada Kasus Korupsi Lagi

Ketua Umum Partai Gelora Indonesia, Anis Matta
Sumber :
  • Partai Gelora

VIVA Politik – Agama dan negara adalah satu kesatuan dan menjadi kunci, dalam upaya pemberantasan tindak pidana korupsi. Itu yang dikemukakan oleh Ketua Umum Partai Gelora (Gelombang Rakyat) Indonesia, Anis Matta.

Jelas dia, cara negara dan cara agama dalam memberantas korupsi, itu terletak pada sistemnya.

Anis mengatakan, dalam melakukan pemberantasan korupsi seperti saat ini, negara bisa masuk. Apakah itu ke individu tertentu dan juga ke kelompok. Maka ketika agama juga diperankan, semakin sempurna.

"Dalam agama, hubungan individu dengan menyangkut harta yang paling banyak dibahas. Tapi hukum pidana baru datang belakangan, ketika masyarakat sudah memiliki keimanan," kata Anis, dalam keterangan persnya, dikutip Jumat 24 Februari 2023.

Pembekalan Oleh KPK Kepada Partai Gelora

Photo :
  • Partai Gelora

Itu disampaikan Anis, saat Pembekalan Politik Cerdas Berintegritas Partai Gelora Indonesia di Gedung KPK, Jakarta, Kamis kemarin.

Dia menjelaskan, dalam agama seperti Islam, mengambil sesuatu yang bukan haknya adalah mencuri. Tetapi saat ini, definisi itu punya arti yang berbeda-beda, disesuaikan dengan lingkungannya.

"Kalau yang mengambil orang biasa, di kampung, namanya mencuri. Kalau pakai kekerasan namanya merampok. Kalau elite namanya korupsi, padahal esensinya sama, mencuri,” papar mantan Presiden PKS itu.

Masalah korupsi, jelas dia, tidak bisa diselesaikan hanya karena partai itu berlandaskan agama. Karena sudah menjadi perlakuan individu.

"Tapi tetap saja ada partai yang bawa agama, korupsi juga. Jangan disalahkan partainya, tapi individu-individu di partai tersebut yang korupsi. Dan tugas agama adalah menjauhkan," katanya. 

Korupsi timbul karena masalah keserakahan dan ketamakan manusia. Bukan karena untuk mempertahankan hidupnya. Bahkan menurut Anis, seorang koruptor itu tidak hanya pelit terhadap orang lain, termasuk kepada dirinya sendiri.

"Ciri khas koruptor itu pelit, bukan sama orang lain, tapi juga untuk dirinya sendiri. Hartanya tidak ingin diketahui, ditumpuk saja agar tidak ketahuan, padahal kekayaannya milyaran," kata Wakil Ketua DPR RI periode 2009-2014 itu.

Maka bagi penguasa, jelas dia, menjadi tantangan tersendiri. Karena mereka bisa mengakali hukum. Untuk itulah, agama mendorong manusia untuk berbuat baik.

"Karena itu, agama mendorong kita untuk dermawan dan mengeluarkan zakat agar bersih harta kita," katanya.

Semua Pimpinan KPK Mundur

Dalam kesempatan itu, Anis Matta juga punya mimpi, suatu saat pemberantasan korupsi akan sampai pada masa kejayaan seperti era sahabat Nabi Muhammad SAW. Dimana saat itu Abu Bakar RA yang menjadi hakim.

Sahabat itu meminta untuk mundur sebagai hakim, karena tidak ada lagi kasus korupsi. Tidak ingin makan gaji buta.

Situasi demikian, diharapkan Anis juga bisa terjadi di Indonesia. Dimana lembaga antirasuah tidak menemukan lagi adanya praktik korupsi.

"Dan saya juga punya mimpi ketika satu waktu, pimpinan lembaga ini ramai-ramai mengundurkan diri, karena tidak ada kasus yang masuk," katanya.

Wakil Ketua KPK, Nawawi Pomolango, menjelaskan bahwa KPK punya perhatian besar terhadap masalah korupsi terutama di tataran eksekutif dan legislatif. Maka pembekalan ini penting untuk dilakukan. 

"Ini bentuk perhatian KPK dalam pencegahan terjadinya tindak pidana korupsi, karena sudah banyak Anggota DPR, DPRD, gubernur, bupati dan walikota yang jadi tersangka," kata Nawawi.

Direktur Sosialisasi dan Kampanye Antikorupsi KPK Amir Arif mengapresiasi Partai Gelora yang seluruh Pimpinan DPN-nya menghadiri kegiatan pembekalan di KPK.

Iskandar Sitorus Bongkar Ciri-ciri Artis P yang Terlibat Kasus Korupsi Rp4 Triliun

"Yang datang full team, ini patut kita hargai, menandakan bahwa Partai Gelora ikut bersama KPK mencegah korupsi dalam pemilu, karena ongkos politik saat ini begitu tinggi," kata Amir Arif.

Deretan Negara Ini Ternyata Tidak Miliki Masjid, Ada Negara Tak Terduga!
Mantan Direktur Utama (Dirut) RSUP H. Adam Malik berinisial BP saat dilakukan penahanan.(istimewa/VIVA)

Dugaan Korupsi Rp 8 Miliar, Kejari Medan Tahan Eks Dirut RSUP Adam Malik

Mantan Direktur Utama (Dirut) RSUP Haji Adam Malik berinisial BP ditetapkan sebagai tersangka atas kasus dugaan korupsi yang menimbulkan kerugian negara hingga Rp 8 M.

img_title
VIVA.co.id
24 April 2024