PDIP Sebut Anies Antitesa Jokowi, PKS: Hasto Senang Gangguin Kita!
- VIVA/Eduward Ambarita
VIVA Politik – Partai Keadilan Sejahtera (PKS) mengaku tak ambil pusing terkait pernyataan Sekretaris Jenderal PDIP, Hasto Kristiyanto yang menyebut Anies Baswedan merupakan pemimpin antitesa Presiden Jokowi.
"Sudahlah kita nggak dengarkan Hasto soal antitesa dan sebagainya," kata Sekjen PKS Habib Aboe Bakar Alhabsy saat Rapat Kerja Nasional (Rakernas) PKS 2023 di Hotel Sultan, Jakarta Pusat, dikutip Minggu 26 Februari 2023.
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto dan Sekjen PKS Aboe Bakar Al-Habsy
- PDI Perjuangan
Menurut Aboe, PKS menganggap pernyataan Hasto itu hanya angin lalu. Dia juga menegaskan PKS akan mendukung Jokowi di sisa masa jabatannya.
"Lupakan Hasto omongannya. Hal-hal yang bisa kita bantu untuk melanjutkannya," katanya.
Lebih lanjut, Habib Aboe berpandangan Hasto hanya usil kepada partai politik yang menyatakan sudah mengusung Anies Baswedan.
"PDIP ini sahabat, kalau itu cuma ngompor-ngomporin kita saja. Hasto senang gangguin kita," kata dia.
Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto menegaskan bahwa partainya tidak akan bergabung dengan koalisi yang mengusung sosok yang disebut sebagai antitesa Jokowi, yaitu Anies Baswedan.
"Karena faktor-faktor antitesa Pak Jokowi, tidak mungkin bergabung. Karena kita lihat dari Jakarta tidak ada kesinambungan, ini Mas Jarot saksinya, mana ada kesinambungan," kata Hasto di Sekolah Partai DPP PDIP, Jakarta, Kamis 23 Februari 2023.
Hasto mengatakan PDIP tidak akan menghalangi hak partai politik lain untuk memilih siapa yang akan mereka dukung sebagai calon presiden pada pemilu 2024 mendatang.
Viral Foto Jokowi dan Anies Tertawa
- Twitter@aniesbaswedan
Menurutnya, keputusan Partai Nasdem, Partai Demokrat, dan PKS untuk mengusung Anies sebagai calon presiden adalah hak mereka sebagai partai politik. Namun, Hasto menegaskan bahwa dalam menentukan pemimpin, harus berdasarkan pada kualitasnya, dan track recordnya.
"Dalam menentukan pemimpin akan ditentukan oleh bagaimana kualitas pemimpin yang dihasilkan tersebut, bagaimana track record-nya, bagaimana membangun kesatuan dan persatuan bangsa atau justru malah memecahkan belah bangsa," tuturnya.
