- Antara/ Deni
VIVAnews - Front Pembela Islam bersama Forum Umat Beragama dan sebuah lembaga swadaya masyarakat membubarkan acara sosialisasi kesehatan gratis yang dilakukan dua anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Ribka Tjiptaning dan Rieke Diah Pitaloka.
Acara yang dilakukan dua politisi PDI Perjuangan itu berlangsung di sebuah rumah makan di Pakis, Banyuwangi, Jawa Timur, Kamis 24 Juni 2010.
Menurut Setara, Institute for Democracy and Peace, kejadian ini menambah panjang daftar intoleransi yang dilakukan kelompok Islam puritan seperti FPI. Sebelumnya terjadi pembubaran sebuah konferensi di Surabaya, pembakaran fasilitas pendidikan di Cisarua, pembubaran pelatihan yang dilakukan Komisi Nasional untuk Hak Asasi Manusia di Depok, perobohan patung di Bekasi dan Singkawang.
"Kohesi sosial sangat terancam jika melihat tren belakangan ini, kelompok Islam puritan dengan mudah sekali melakukan tindakan sewenang-wenang," kata Ketua Setara, Hendardi, secara tertulis ke VIVAnews.
Menurut Hendardi, FPI melakukan tindakan sewenang-wenang dengan alasan kegiatan Anggota DPR itu tidak berizin. Dalil tak ada perizinan, kata Hendardi, telah menjadi cara sekelompok orang untuk membubarkan orang yang berkumpul.
"Tindakan pembiaran yang dilakukan polisi patut dipertanyakan," kata Hendardi. "Apalagi kejadian serupa telah terjadi di daerah lain."
Seharusnya, polisi mendahulukan kewajiban melindungi hak-hak warga negara untuk berserikat dan berkumpul, termasuk kegiatan anggota DPR yang melakukan sosialisasi. "Polri harus mengambil tindakan tegas terhadap pelaku yang arogan dan sewenang-wenang."
Apalagi, kata Hendardi, tindakan FPI dinilai telah melecehkan pranata demokrasi Indonesia. DPR sebagai institusi negara harus bersikap atas peristiwa ini.
Politisi senior PDIP, Panda Nababan, menyatakan aksi FPI ini sudah di luar hukum. "Tuduhan komunis seperti yang mereka tuduhkan (kepada kegiatan sosialisasi) itu sudah tidak relevan," ujar Panda. "Kalau pun mereka keberatan, kan negara ini aturannya."
Salah satu Ketua Dewan Pimpinan Pusat FPI, Sobri Lubis, menyatakan belum mengetahui perihal aksi tersebut. Menurutnya, aksi tersebut mungkin dilakukan FPI setempat. "Saya akan hubungi dulu cabang Jawa Timur," katanya. (mt)