Survei LSI Denny JA Elektabilitas Ganjar Turun: Karena Kemiskinan sampai Gagalnya Piala Dunia U20

Peneliti LSI Denny JA, Adjie Alfaraby.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan

VIVA PolitikBakal capres dari PDI Perjuangan, Ganjar Pranowo, mengalami penurunan elektabilitas berdasarkan hasil survei LSI Denny JA, yang dilakukan pada 3-14 Mei 2023. Survei menggunakan tatap muka kepada 1.200 responden di seluruh Indonesia.

PKS Siapkan Kader Terbaik di Pilkada Sumatera Utara, Siapa Orangnya?

Peneliti LSI Denny JA, Adjie Alfaraby, mengatakan elektabilitas Ganjar memang sempat mengalami kenaikan dari serial survei ini sejak Mei 2022. Pada saat itu, elektabilitas Ganjar masih di bawah Prabowo pada angka 27,9 persen. Tetapi terus mengalami kenaikan hingga puncaknya pada Januari 2023 dengan elektabilitas sebesar 37,8 persen.

Ganjar Pranowo mengecek harga kebutuhan pokok di Pasar Kliwon, Kabupaten Kudus

Photo :
  • Istimewa
Anies Baswedan Direstui Maju Pilkada Jakarta, Cak Imin: PKB Belum Membahas

“Satu tahun kemudian bulan Mei 2023, elektabilitas Ganjar turun di angka sebesar 31.9 persen,” kata Adjie dalam keterangannya, pada Jumat, 19 Mei 2023.

Jelas dia, ada 3 alasan mengapa dukungan Ganjar menurun. Pertama, efek negatif batalnya Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia Sepakbola U-20. Memang, kata dia, batalnya Indonesia sebagai tuan rumah bukan keputusan Ganjar tapi keputusan dari FIFA.

Wisatawan di Kota Semarang Capai 350 Ribu Orang Saat Libur Lebaran, Kota Lama Terbanyak Dikunjungi

“Namun, pernyataan Ganjar yang ikut menolak keikutsertaan Israel sebagai peserta Piala Dunia U-20, dianggap sebagai salah satu faktor penyebab batalnya Indonesia sebagai tuan rumah,” jelas dia.

Bahkan, kata Adjie, survei menunjukan bahwa 72 persen publik kecewa gagalnya Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U20. Mereka menganggap Ganjar sebagai orang yang paling disalahkan atas gagalnya Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U20 tersebut.

“Mayoritas publik Indonesia yang merupakan penggemar bola juga mendukung kemerdekaan Palestina. Tapi mengorbankan kepentingan nasional Indonesia menjadi tuan rumah Sepak Bola Dunia U-20 dengan tak mau menerima tim Israel bermain di sini, sementara dubes Palestina di Indonesia saja bisa memahami, itu dianggap mayoritas yang marah sebagai nasionalisme yang lebai (berlebihan),” ungkapnya.

Kedua, lanjut Adjie, muncul persepsi bahwa Ganja bukan tipe pemimpin yang kuat. Karena, status Ganjar yang dideklarasikan dan dibincangkan publik sebagai ‘petugas partai’ melemahkan persepsi personal Gubernur Jawa Tengah itu.

“Ganjar dinilai sebagai pemimpin yang tidak mampu mengambil keputusan sendiri karena harus berkonsultasi atau direstui dulu setiap keputusannya oleh ketua umum partainya. Bahkan, ada yang menyatakan bahwa Ganjar hanyalah calon boneka,” ujarnya.

Ketiga, Adjie mengungkap kinerja Ganjar dalam menangani kemiskinan di Jawa Tengah. Sesuai data, Jawa Tengah merupakan provinsi kedua termiskin di Pulau Jawa. Tahun 2022; data kemiskinan di Jawa Tengah mencapai 10,98 persen.

“Bahkan, angka kemiskinan Jawa Tengah ini melampaui rata-rata angka kemiskinan nasional. Angka kemiskinan nasional pada tahun 2022 sebesar 9.57 persen. Ganjar dipersepsikan gagal menangani kemiskinan, yang menjadi salah satu isu penting dan prioritas bagi publik. Jika menangani kemiskinan di satu Provinsi Jawa Tengah saja dianggap gagal, bagaimana bisa mensejahterakan 38 provinsi di Indonesia?,” pungkasnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya