LSI: Mampu Konsolidasi Elemen dan Finansial, Airlangga Miliki Nilai Jual Tinggi jadi Cawapres

Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto
Sumber :
  • Istimewa

VIVA Politik – Nama Airlangga Hartarto, Ketua Umum Partai Golkar, memiliki indeks tertinggi sebagai cawapres. Itu hasil dari survei Lingkaran Survei Indonesia atau LSI Denny JA.

Prabowo dan Gibran Bakal Temui Jokowi Nanti Malam

Direktur LSI Denny JA, Adjie Alfaraby, mengatakan nama Airlangga menjadi yang tertinggi karena punya efek positif kemenangan bila dipasangkan dengan capres manapun. Walau secara elektoral tidak terlalu signifikan.

Terdapat 3 dari 5 variabel yang dipenuhi dari Airlangga. Yakni kuasa tiket sebagai ketua umum partai politik, pengalaman pemerintahan, dan sumber dana.

Gibran Diberi Wejangan Ma'ruf Amin: Presiden dan Wakil Presiden Harus Kompak

"Beliau ketum partai, punya kuasa tiket seperti yang kita sebut dan itu signifikan dalam perbincangan di kalangan elite politik dan itu kan pasti menjadi perbincangan," kata Adjie, saat dihubungi, Sabtu 20 Mei 2023.

Jaringan pendanaan yang dimiliki juga bisa dikonsolidasikan dengan baik. Sehingga dianggap memiliki indeks sebagai cawapres pada Pilpres 2024.

Gibran Sowan ke Rumah Dinas Wapres Ma'ruf Amin, Langsung Cium Tangan

"Kemudian secara pengalaman kan beliau juga pernah menjadi menteri, sekarang Menko Perekonomian. Itu kan juga jadi pertimbangan juga," lanjutnya.

Jelas Adjie, dengan kemampuan yang ada dan memenuhi ketiga variabel tersebut, maka bisa membantu secara langsung dalam pemenangan di pilpres nanti.

"Kalau bicara pengalaman pemerintahan, ketika berpasangan dengan siapa pun ini kan memperkuat image sebagai pasangan yang lengkap, komplet, lebih kokoh karena punya pengalaman di pemerintahan," kata Adjie.

Ditengah kompetisi yang ketat, kemampuan untuk mengkonsolidasikan sumber dana menurutnya juga sangat penting. Dengan begitu, kampanye yang dilakukan jauh lebih masif.

"kemudian bisa mengonsolidasi semua elemen. Ya tentunya 3 variabel itu bisa mendapat efeklah terhadap capres yang diusung nanti," tandasnya.

Sebelumnya, Direktur LSI Denny JA, Adjie Alfaraby, mengatakan ada 5 variabel untuk menilai cawapres yang berpotensi di Pilpres 2024.

Adapun lima variabel itu elektabilitas, ketua partai, tokoh dari ormas besar, pengalaman pemerintahan, dan jaringan sumber dana.

"Dalam merumuskan atau menduga siapa yang menjadi calon wakil presiden potensial, kami dari LSI Denny JA tidak semata-mata melihat fakta elektabilitas," kata Adjie di kantor LSI Denny JA di Jakarta Timur, Jumat 19 Mei 2023.

Karena faktor elektabilitas menurut Adjie setelah pihaknya uji tidak terlalu banyak berubah. Jadi dari satu nama ketika capresnya hanya personal diuji tanpa melibatkan wakil dan melibatkan wakil. Ternyata tidak banyak berubah elektabilitasnya.

"Kita melihat faktor elektabilitas itu buka semata-mata faktor utama dalam penentuan cawapres. Baik pengamalan pemilu nasional dan daerah pemilihan wakil kepala daerah atau presiden," katanya.

Lebih lanjut dijelaskannya, maka indeks cawapres dibuat sebagai satu gabungan dari kelima variabel itu untuk menampilkan siapa cawapres yang potensial.

Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto, yang paling banyak dengan memenuhi tiga variabel.

"Dari semua tokoh tidak ada yang memenuhi lima variabel tersebut. Yang kedua tidak ada satupun wakil presiden yang mampu menambah variabel elektabilitas," kata Adjie.

"Jadi dari data yang paling tinggi hanya Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto dengan 3 variabel, kuasa tiket, pengalaman pemerintahan dan sumber dana," lanjutnya.

Adapun nama-nama potensi cawapres lainnya seperti Sandiaga Uno, Erick Thohir, Khofifah, Mahfud, Muhaimin Iskandar hanya mampu mengumpulkan dua variabel. Sedangkan nama-nama lain seperti Agus Harimurti Yudhoyono dan Said Aqil hanya satu variabel.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya