Gus Yahya Ingin Lihat Tawaran Konkritnya Kader NU yang Diinginkan jadi Cawapres

Ketua Umum PBNU KH. Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya)
Sumber :
  • Dok. Istimewa

VIVA Politik – Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Yahya Cholil Staquf atau yang akrab disapa Gus Yahya, angkat suara terkait dengan beberapa nama tokoh NU yang dilirik partai politik (parpol) untuk menjadi calon wakil presiden (cawapres) pada pemilu mendatang.

Otto Hasibuan: Kami Minta Megawati Dipanggil di Sidang MK, Mau Enggak?

Gus Yahya mengaku tak ambil pusing, terkait dengan nama-nama warga Nahdliyin yang masuk bursa cawapres. Sebab, kata dia itu bukan urusan PBNU melainkan partai politik.

"Silakan, itukan bukan urusan kami. Itu urusannya partai-partai, silakan," kata Gus Yahya di Kantor PBNU, Kamis, 25 Mei 2023. 

Petinggi Gerindra: Kemungkinan Pengajuan Hak Angket DPR Hanya 3 Persen

Gus Yahya juga tidak mempersoalkan, apabila kader NU ingin maju dan bersaing dalam kontestasi politik. Ia bahkan ingin melihat tawaran apa yang disampaikan para capres dan cawapres saat maju pada Pilpres 2024.

"Mau pilih siapa saja silakan. Kami mau lihat apa tawaran-tawaran konkretnya," jelas mantan Juru Bicara Presiden RI ke-4 KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur itu.

Pimpinan Golkar di Daerah Minta Airlangga Dipilih secara Aklamasi di Munas, Menurut Sekjen

Nasaruddin Umar Dilirik jadi Cawapres Ganjar

Ganjar Pranowo (kiri) bersama Nasaruddin Umar (tengah) di Sulawesi Utara

Photo :
  • ANTARA/Putu Indah Savitri

Sebelumnya, mencuat nama Imam Besar Masjid Istiqlal, Nasaruddin Umar, menjadi cawapres untuk mendampingi Ganjar Pranowo sebagai capres yang telah dideklarasikan oleh Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri, pada 21 April 2023 lalu. 

Wakil Sekretaris Jenderal DPP PDIP, Utut Adianto, meminta agar publik sabar soal figur cawapres Ganjar. Dia mengatakan banyak figur yang mau jadi cawapres pendamping Ganjar. Namun, mesti dipertimbangkan dari banyak sisi.

Utut menuturkan, Megawati masih mempertimbangkan nama-nama cawapres yang tepat untuk Ganjar. Dia bilang, Megawati lebih mempertimbangkan kepentingan bangsa dibandingkan pertimbangan balas budi dalam menentukan cawapres. Hal itu termasuk jika nanti Megawati memilih Nasaruddin Umar sebagai cawapres.

"Ibu (Megawati) kalau misalnya mengajukan orang sebagai capres atau cawapres mungkin pertimbangannya bukan balas budi. Pertimbangannya untuk kepentingan terbesar bangsa," kata Utut yang juga Ketua Fraksi PDIP di DPR tersebut.

Sementara itu, Imam Besar Masjid Istiqlal Jakarta, Nasaruddin Umar, memberi jawaban seputar usulan dirinya menjadi cawapres mendampingi capres dari PDIP Ganjar Pranowo, di Pilpres 2024.

Nasaruddin Umar mengaku, lebih senang mengurus umat daripada memikirkan peluang menjadi calon wakil presiden (cawapres) Ganjar Pranowo. Dia juga mengatakan sejauh ini tidak ada komunikasi dengan pihak manapun terkait masalah pencapresan. Terlebih oleh PDIP yang telah mengusung Ganjar sebagai bakal Capres 2024.

"Saya kira, kami tidak pernah dihubungi apapun (terkait menjadi cawapres Ganjar). Saya kira kami lebih enjoy mengurus umat," kata Nasaruddin usai memimpin audiensi sejumlah pimpinan majelis-majelis tinggi agama (MTA) dengan KPU RI, Jumat, 19 Mei 2023. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya