LSI Denny JA: Dalam Isu Strong Leader, Prabowo Menjulang dan Ganjar Menurun

Prabowo Subianto
Sumber :
  • VIVA/M Ali Wafa

VIVA Politik – Bakal calon presiden (capres) dari Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) Prabowo Subianto meraih suara terbanyak pemilih sebagai strong leader atau pemimpin kuat yang mampu meningkatkan kembali pertumbuhan ekonomi usai pandemi COVID-19. Predikat strong leader ini diraih Prabowo dengan mengalahkan Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan.

Jika MK Kabulkan Gugatan Usia Capres Dikhawatirkan Ganggu Proses Tahapan Pemilu

Demikian temuan itu diungkap langsung peneliti LSI Denny JA, Ardian Sopa, dalam konferensi pers, Senin, 29 Mei 2023. Ada 1.200 responden yang mengikuti survei dalam periode 3-14 Mei 2023.

Ardian awalnya memaparkan bahwa masalah ekonomi usai pandemi COVID-19 menjadi salah satu isu yang paling penting bagi mayoritas masyarakat pemilih.

Kaesang Spill Obrolannya dengan Prabowo di Ultah Luhut, Bahas Dukungan?

VIVA Militer: Menhan RI Prabowo Subianto di Lanud Halim Perdanakusuma

Photo :
  • Istimewa/Viva Militer

"Setelah pandemi, survei terbaru LSI Denny JA Mei 2023 menemukan bahwa pemilih yang menyatakan isu ekonomi sebagai hal yang paling penting, meningkat menjadi 64.7%," ujar Ardian Sopa saat meliris hasil survei, Senin, 29 Mei 2023.

Jokowi Minta Tunjuk PSN Mana yang Titipan, Jubir Anies Bilang Begini

Dari berbagai isu ekonomi yang ada, terlihat bahwa masyarakat merasa tidak puas akan tiga hal. Pertama terkait dengan pembukaan lapangan pekerjaan. Kepuasan publik terhadap pembukaan lapangan pekerjaan hanya sebesar 38.1%. 

Kedua, isu mengurangi kemiskinan. Kepuasan pubik terhadap isu mengurangi kemiskinan sebesar 43.5%. Ketiga, kesejahteraan petani, buruh dan nelayan. Kepuasan publik terhadap kesejahteraan petani, buruh, nelayan hanya sebesar 44.6%.

Dari ketidakpuasan tersebut, LSI Denny JA melihat masyarakat membutuhkan pemimpin yang kuat atau strong leader untuk menuntaskan berbagai permasalahan di sektor ekonomi. Sebanyak tiga bakal capres pun diadu untuk melihat siapa sosok yang paling cocok menjadi strong leader.

Ganjar Pranowo.

Photo :
  • Yandi D/VIVA.

Ketiga bakal capres yang dimaksud ialah Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo, dan Anies Baswedan. Dari hasil survei, terungkap bahwa Prabowo berhasil menempati urutan pertama dengan perolehan suara 56.2%. Diikuti Anies Baswedan dengan 18,7 persen dan Ganjar 14,8 persen 

Data juga menunjukkan, untuk populasi umum, Prabowo bersaing ketat dengan Ganjar. Elektabilitas Prabowo 33.9 persen, disusul Ganjar 31.9 persen dan Anies Baswedan 20.8 persen. Jika dibandingkan dengan populasi umum, selisih perolehan dukungan Prabowo dan Ganjar hanya sebesar 2%. Tetapi dalam isu strong leader yang mampu menumbuhkan ekonomi selisihnya sebesar 46,1%. 

"Semakin isu strong leader tumbuhkan ekonomi meluas, semakin Prabowo menjulang, semakin Ganjar menurun," ungkap Ardian.

Bakal Calon Presiden Anies Baswedan.

Photo :
  • VIVA/M Ali Wafa

Ardian mengungkap, ada enam alasan mengapa Prabowo Subianto dinilai cocok sebagai strong leader dibandingkan Ganjar Pranowo yang menduduki posisi ketiga. 

Pertama, posisi sebagai petugas partai melemahkan figur Ganjar Pranowo di hadapan Prabowo Subianto selaku Ketua Umum Partai Gerindra. Kedua, Ganjar dinilai gagal mengatasi isu kemiskinan di Jawa Tengah selama masa kepemimpinannya.

"Ketiga, rekam jejak dibandingkan dengan capres lain, Prabowo terkesan pemimpin yang diterima di spektrum politik yang lebih luas, untuk kuat memulai kebangkitan ekonomi," jelas Ardian.

Keempat, Prabowo sudah lebih dulu menyampaikan cita-citanya terhadap ekonomi Indonesia untuk bisa menjadi macan Asia sejak Pilpres 2014. Inilah yang membuat Prabowo dianggap sudah lama dan intens berjuang dalam cita-cita membangkitkan ekonomi Indonesia di tingkat dunia. 

Alasan kelima, sejak Pilpres 2014 lalu Prabowo selalu berupaya mengutarakan pemikiran soal ekonomi rakyat. Terakhir, Prabowo tidak hanya unggul dari Ganjar tapi juga Anies karena rekam jejak Anies mengatasi masalah ekonomi di Jakarta belum diketahui secara luas oleh pemilih Indonesia. 

"Ini yang membuat Anies Baswedan belum menonjol soal ekonomi," tandas Ardian. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya