Nasdem Takut Ada Penjegalan ke Koalisi Perubahan karena Presiden Punya Alat Negara

Petugas Kelompok Panitia Pemungutan Suara (KPPS) memeriksa kelengkapan logistik Pemilu. (Foto ilustrasi)
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Nova Wahyudi

VIVA Politik – Ketua Dewan Pimpinan Pusat Partai Nasdem Sugeng Suparwoto berharap agar pernyataan Presiden Joko Widodo (Jokowi) soal cawe-cawe atau turun tangan dalam penyelenggaraan pemilu tidak dalam bentuk menyebar ketakutan. Dia mengaku mengkhawatirkan penjegalan terhadap Koalisi Perubahan.

Gelar Syawalan di Sleman, Mardiono: Minta Doanya Agar PPP Dapat Keadilan

"[wujud penjegalan] itu bentuk kekhawatiran kita, presiden betul cawe-cawe seperti kepala pemerintahan sekaligus kepala negara yang punya alat negara. Bayangkan, kalau lantas dia tidak netral, itu jadi kekhawatiran kita," kata Sugeng kepada wartawan di Sekretariat Perubahan, Jakarta Selatan, Selasa, 30 Mei 2023.

Sugeng juga mengharapkan pernyataan Jokowi soal cawe-cawe hanya menyangkut emosional karena dia ingin berpartisipasi lebih jauh lagi dalam pembangunan negara Indonesia.

Terpopuler: Penceramah Singgung Pemilu, TNI Pakai Istilah OPM hingga Iran Balas Serang Israel

Presiden Joko Widodo (Jokowi) membuka acara jalan sehat Nahdlatul Ulama (NU) pada Minggu, 22 Januari 2023.

Photo :
  • VIVA/Yeni Lestari/tangkapan layar.

"Terkait dengan cawe-cawe, mudahan-mudahan bukan dalam bentuk menyebar ketakutan, sehingga setiap insan politik mampu menjalankan fungsi-fungsi politik secara baik. Mudah-mudahan itu konteksnya. Jadi positive thinking, kami tetap positive thinking. Kita yang ada adalah mudah-mudahan itu tidak lantas ditindaklanjuti pemerintah," katanya. 

Diduga Ada Penggelembungan Suara, Caleg Golkar Sarim Saefudin Cari Keadilan

Sugeng juga mengatakan, cawe-cawe yang disebut Presiden Jokowi itu tidak menggunakan alat kekuasaan. Jika hal itu terjadi, katanya, demokrasi Indonesia akan mengalami kemunduran.

"Mudah-mudahan cawe-cawe yang dimaksud bukan abuse of power. Kalau ini terjadi, mundur kita, setback; kita sudah bagus kok ini demokrasi berjalan, demokrasi konstitusional sekaligus demokrasi substansial, bukan semata-mata demokrasi prosedural, tetapi kita termasuk wilayah demokrasi substansial," katanya.

Ilustrasi Warga memasukkan surat suara ke dalam kotak suara pada Pemilu 2019.

Photo :
  • ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A

Pelaksana Tugas Sekretaris Jenderal Partai Nasdem Hermawi Taslim menilai bahwa keinginan Presiden Joko Widodo (Jokowi) cawe-cawe atau turun tangan langsung untuk pembangunan Indonesia ke depan merupakan sikap yang tidak bijak sebagai pemimpin negara. 

"Ya, pernyataan presiden itu kan jadi terang benderang menyatakan bahwa beliau itu tidak netral," ujar Hermawi saat ditemui di Nasdem Tower, Jakarta, Selasa, 30 Mei 2023. 

"Padahal undang-undang mengamanatkan seorang presiden itu, ya, harus netral, untuk memastikan pemilu kita berlangsung jurdil, aman, bermartabat dan terhormat, supaya hasilnya legitimate," ujarnya menambahkan.

Hermawi juga mengatakan pernyataan Jokowi dapat menjadi multitafsir ketika turun ke bawah. Menurutnya, pernyataan Jokowi itu bisa saja diartikan masyarakat sebagai perintah negara atau arahan dari pemimpin.

"Tetap, menurut saya, tidak bijak kalau Presiden secara existing, secara tegas, menyatakan bahwa beliau tidak netral. Karena ini implikasinya ke bawah: di bawah, dengan Presiden menyatakan tidak netral, itu bisa diterjemahkan sebagai perintah dalam masyarakat kita. Itu terjemahannya bisa aneh-aneh di bawah--itu yang kita sesali, sebenarnya," katanya. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya